KOMPAS.com – Penyebab diseksi aorta penting dikenali sebagai bagian dari upaya mencegah terjadinya kondisi medis serius ini.
Melansir WebMD, diseksi aorta adalah kondisi ketika dinding aorta robek dan akhirnya mengakibatkan pemisahkan (diseksi) antara lapisan dalam dan tengan dinding aorta.
Aorta sendiri merupakan pembuluh darah terbesar di tubuh dan arteri utama yang membawa darah kaya oksigen serta nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh.
Baca juga: 8 Gejala Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai
Dinding aorta normalnya terdiri dari tiga lapisan jaringan, yakni:
Diseksi aorta bisa dimulai secara tiba-tiba ketika robekan terjadi di lapisan dalam area aorta yang melemah.
Jika tidak dikenali dan ditangani dengan cepat, diseksi aorta bisa mengancam jiwa dan dapat menyebabkan kematian mendadak.
Dilansir dari Health Line, diseksi aorta pada dasarnya terjadi karena ada kerusakan sel yang mendasari dan lambat yang membentuk dinding aorta.
Kerusakan tersebut kemungkinan telah berlangsung secara diam-diam selama bertahun-tahun sebelum area dinding aorta yang melemah akhirnya memberi jalan, menghasilkan robekan yang mengarah ke diseksi aorta.
Lantas, mengapa dinding aorta melemah pada beberapa orang dan tidak pada orang lain?
Diyakini bahwa sebagian besar diseksi aorta disebabkan oleh kerentanan mendasar yang mungkin diturunkan.
Baca juga: 15 Penyebab Nyeri Dada Saat Bernapas yang Bisa Terjadi
Pada orang lain, tekanan pada dinding aorta akibat tekanan darah tinggi yang konstan dapat melemahkan dinding aorta pada orang yang rentan, mengakibatkan robekan dan pembedahan.
Diseksi aorta di aorta asendens (bagian yang paling dekat dengan jantung di mana tekanannya paling tinggi) hampir dua kali lebih umum terjadi daripada di aorta desendens (aorta bagian bawah).
Robekan di aorta biasanya terjadi di area di mana tekanan pada dinding aorta paling tinggi.
Melansir Cleveland Clinic, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengembangkan diseksi aorta.
Ini mungkin termasuk:
1. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang sedang berlangsung
Hipertensi adalah faktor risiko terbesar untuk diseksi aorta.
Baca juga: 8 Gejala Darah Tinggi, Penyakit Penyerta Covid-19 Terbanyak dan Berbahaya
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan langsung pada lapisan jaringan aorta, menyebabkan hilangnya serat elastis, kerusakan struktur dinding aorta, dan peningkatan kekakuan dinding aorta.
2. Aterosklerosis
Ateroskleroris secara sederhana bisa dipahami sebagai penumpukan plak di arteri.
Ini juga termasuk dalam fakto risiko penyebab diseksi aorta.
Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui. Namun kondisi ini dimulai saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri.
Kerusakan tersebut di antaranya dapat disebabkan oleh kolesterol tinggi dan kebiasaan merokok.
3. Aneurisma aorta
Ini adalah pembesaran abnormal atau tonjolan di dinding aorta.
4. Penyakit katup aorta
Penyakit katup aorta adalah kondisi ketika katup yang terdapat di antara bilik pompa utama jantung, yakni ventrikel kiri dan pembuluh darah utama pada tubuh, yakni aorta tidak berfungsi dengan sempurna.
Baca juga: 6 Jenis Penyakit Jantung dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Penyakit katup aorta bisa saja terjadi sejak lahir atau dapat juga terjadi akibat penyebab lainnya.
5. Kondisi jantung bawaan
Gangguan jantung bawaan seperti katup aorta bikuspid atau sindrom Turner bisa menjadi faktor risiko penyebab diseksi aorta.
6. Gangguan jaringan ikat
Gangguan jaringan ikat seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos juga bisa menjadi faktor risiko penyebab diseksi airta.
Ini adalah masalah terkait genetik yang dapat diturunkan ke anggota keluarga.
7. Riwayat keluarga diseksi aorta
Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diseksi aorta sebelumnya dapat meningkatkan risiko seseorang dalam mengembangkan kondisi medis berbahaya ini.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak
8. Vaskulitis, khususnya aortitis
Penyakit radang ini memengaruhi pembuluh darah tubuh.
9. Cedera traumatis pada dada
Cendera tarumatis pada dada, misalnya, setelah kecelakaan mobil berkecepatan tinggi atau jatuh serius dari ketinggian lebih dari 20 kaki bisa menjadi faktor risiko penyebab diseksi aorta.
10. Usia antara 50 dan 65 tahun
Dinding aorta cenderung akan kehilangan elastisitasnya seiring bertambahnya usia.
11. Sedang hamil dan memiliki tekanan darah tinggi saat melahirkan
Kehamilan dan memiliki hipertensi saat melahirkan juga bisa menjadi faktor risiko penyebab diseksi aorta.
12. Aktivitas yang memperpanjang periode tekanan darah tinggi
Melakukan aktivitas yang dapat memperpanjang periode tekanan darah tinggi, seperti penggunaan kokain atau amfetamin sebaiknya dihindari karena bisa juga menjadi faktor risiko penyebab diseksi aorta.
Baca juga: 9 Makanan Penyebab Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.