KOMPAS.com – Tekanan darah rendah (hipotensi) pada ibu hamil tak boleh dianggap remeh.
Pasalnya, gangguan kesehatan ini bisa membahayakan ibu hamil sendiri maupun bayi yang dikandung.
Merangkum Health Line, pada ibu hamil, tekanan darah rendah yang tidak terkontrol bisa membuat drop parah, menderita kerusakan organ, hingga mengalami syok yang mengancam jiwa.
Baca juga: Bahaya Darah Rendah pada Ibu Hamil
Sementara itu, pada bayi, tekanan darah rendah yang terjadi selama kehamilan bisa membuat berat badan lahir rendah atau bahkan lahir mati.
Oleh sebab itu, tekanan darah rendah pada ibu hamil perlu ditanggulangi.
Mengenal gejala darah rendah pada ibu hamil kiranya baik dilakukan untuk membantu dalam upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin atas gangguan kesehatan ini.
Melansir Medical News Today, gejala darah rendah sangat mungkin mengganggu atau mengurangi kualitas hidup bagi wanita hamil, terutama jika mereka belum pernah mengalaminya sebelumnya.
Beberapa kondisi yang bisa dicurigai sebagai tanda atau gejala darah rendah pada hamil di antaranya, yakni:
Baca juga: Anemia pada Ibu Hamil: Penyebab, Ciri-ciri, Cara Mengatasi
Setiap ibu hamil yang merasa mengalami gejala darah rendah yang mengganggu seperti ini harus melaporkannya kepada perawat atau dokter.
Tekanan darah rendah pada dasarnya bisa didiagnosis dengan tes sederhana.
Perawat atau dokter bisa menggunakan alat tensimeter atau lebih tepatnya disebut sfigmomanometer untuk mengukur tekanan darah ibu hamil.
Tes ini sebenarnya bukan hanya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan.
Ibu hamil juga dapat membeli alat sendiri dan mengukur tekanan darah di rumah.
Jika ibu hamil didiagnosis memiliki tekanan darah rendah selama kehamilan, dokter mungkin akan melakukan lebih banyak tes untuk menyingkirkan kondisi lain.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?
Menurut American Heart Association, secara umum, orang dewasa dikatakan memiliki tekanan darah normal jika angkanya berada di atas 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg, termasuk pada wanita hamil.
Seorang dokter biasanya akan mendiagnosis tekanan darah rendah pada ibu hamil ketika pembacaannya berada di bawah angka 90/60 mmHg.
Selama 12 minggu pertama kehamilan, seorang wanita mungkin melihat penurunan tekanan darahnya. Ini adalah kondisi normal.
Di mana, tekanan darah rendah akan sering tetap pada tingkat rendah selama trimester pertama dan kedua dan akan meningkat lagi selama trimester ketiga.
Dokter akan terus memantau tekanan darah pada hari-hari setelah kelahiran untuk mencari komplikasi pasca-kehamilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.