Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2021, 10:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Bakteri dan mikroba lain di usus membantu tubuh mencerna makanan.

Bakteri ini juga dapat memainkan peran penting dalam membantu tubuh melawan bakteri berbahaya, ragi, dan mikroba lainnya.

Makanan yang meningkatkan kesehatan usus dapat memberi makan bakteri baik atau menambahkan lebih banyak bakteri bermanfaat ke usus.

Sementara itu, makanan yang kurang sehat dapat meningkatkan masalah pencernaan atau merusak bakteri usus.

Baca juga: 6 Penyebab Kentut Bau, Bisa Menjadi Gejala Kanker Usus

Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.

Berikut ini beberapa makanan yang buruk untuk usus dan dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti dilansir dari Medical News Today.

Protein hewani

Makanan dari hewan – termasuk daging, susu, dan telur – menawarkan banyak manfaat kesehatan.

Makanan jenis ini kaya akan protein dan nutrisi lain, seperti kolin.

Namun, orang yang mengonsumsi makanan yang sangat tinggi protein hewani dapat mengalami perubahan berbahaya pada mikrobioma usus mereka.

Riset menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi banyak protein, terutama protein hewani, memiliki risiko penyakit radang usus (IBD) yang lebih tinggi, yakni suatu kondisi kronis yang mungkin mencerminkan kesehatan usus yang buruk.

Sebuah studi tahun 2010 membandingkan bakteri usus anak-anak di daerah pedesaan di Burkina Faso di Afrika dengan bakteri usus anak-anak Italia.

Anak-anak Italia makan lebih banyak daging, sementara anak-anak di Burkina Faso mengonsumsi makanan berserat tinggi, serta lebih banyak protein kacang polong.

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak di Burkina Faso memiliki lebih banyak bakteri usus baik yang terkait dengan peradangan yang lebih rendah, sementara anak-anak Italia memiliki lebih banyak bakteri yang terkait dengan peradangan dan penyakit.

Selain itu, sebuah studi tahun 2019 menunjukkan bahwa daging merah mungkin sangat tidak membantu karena meningkatkan kadar trimetilamina N-oksida (TMAO).

TMAO adalah produk sampingan dari bakteri usus.

Para peneliti menghubungkan tingkat TMAO yang tinggi dengan risiko serangan jantung dan stroke yang lebih tinggi.

Baca juga: 7 Gejala Kanker Usus pada Pria yang Jarang Disadari

Makanan yang dapat difermentasi dan mengandung gula sederhana

 

Makanan yang dapat difermentasi, yang mengandung gula sederhana, dan yang mengandung alkohol gula dapat mengiritasi lambung.

Beberapa makanan jenis ini antara lain:

  • makanan olahan yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi, sorbitol, dan pemanis buatan lainnya
  • jus buah
  • agave, madu, dan banyak pemanis lainnya
  • bumbu, seperti selai, nikmat, dan hummus

Namun, banyak makanan bergizi tinggi, seperti buah ara, aprikot, dan alpukat, juga merupakan termasuk dalam jenis makanan ini.

Makanan yang mengandung antibiotik

Peternak, terutama yang memiliki operasi skala besar, sering mengobati hewan dengan antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi serius.

Penggunaan antibiotik masih kontroversial dan beberapa negara Eropa memiliki peraturan ketat yang mengatur praktik ini.

Paparan antibiotik yang berlebihan, terutama pada orang atau hewan yang tidak sakit, dapat meningkatkan resistensi antibiotik.

Ini terjadi ketika bakteri yang berulang kali terpapar antibiotik berevolusi untuk melawan obat.

Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri jahat tetapi juga membunuh bakteri bermanfaat di usus.

Beberapa orang memilih untuk mengonsumsi probiotik saat menggunakan antibiotik untuk membantu mencegah efek samping.

Banyak orang yang sadar akan risiko mengonsumsi antibiotik yang tidak perlu, seperti untuk pilek.

Baca juga: 6 Faktor Risiko Penyakit Radang Usus yang Tidak Boleh Disepelekan

 

Gorengan

Makanan yang digoreng lebih sulit dicerna oleh tubuh.

Orang sering memasaknya dalam minyak yang kaya akan lemak jenuh dan lemak trans yang selanjutnya dapat mengiritasi perut, menyebabkan diare, gas, dan sakit perut.

Makanan yang digoreng juga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang berbahaya.

Selanjutnya, membatasi makanan yang digoreng mengurangi risiko penyakit hati.

Penyakit hati dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan dan dapat merusak kesehatan seseorang secara keseluruhan.

Dokter terkadang menyarankan orang dengan masalah kesehatan hati untuk berhenti makan makanan yang digoreng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com