KOMPAS.com - Keringat dingin adalah tanda stres yang tiba-tiba dan signifikan yang bisa berasal dari fisik atau psikologis, atau kombinasi keduanya.
Rata-rata orang memiliki 2 sampai 4 juta kelenjar keringat.
Ada dua jenis kelenjar keringat, yakni ekrin dan apokrin
Ekrin ditemukan di seluruh tubuh dan membantu mengontrol suhu tubuh, sedangkan apokrin terletak di daerah selangkangan dan ketiak.
Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat ekrin sebagian besar adalah air yang membantu mendinginkan tubuh.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Biang Keringat secara Alami dan Pakai Obat
Sementara panas terkadang dapat memicu kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini biasanya diaktifkan oleh stres dan perubahan hormonal, itulah sebabnya mereka memainkan peran penting dalam keringat dingin.
Melansir dari Medical News Today, kecemasan dan stres adalah pemicu paling umum untuk respons fight or flight yang menyebabkan keringat dingin.
Situasi dan kondisi lain yang memicu keringat dingin mungkin termasuk:
Respon fight or flight, yang membantu manusia purba bertahan hidup di dunia yang lebih berbahaya secara fisik, mempersiapkan tubuh untuk berperang dengan musuh atau melarikan diri.
Baca juga: Keringat Malam Bisa Jadi Gejala Awal Leukemia, Kenali Gejala Lainnya
Respons fisik yang dipicu oleh respons stres meliputi:
Keringat dingin berbeda dari keringat biasa karena tidak berkembang sebagai bagian dari respons pendinginan tubuh.
Ini berarti bahwa orang yang mengalami keringat dingin mungkin memiliki kulit yang lembap.
Selain itu, terkadang kulit mungkin tampak sangat pucat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.