Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Keringat Dingin? Kenali 7 Penyebabnya

Kompas.com - 23/01/2022, 08:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comKeringat dingin adalah tanda stres yang tiba-tiba dan signifikan yang bisa berasal dari fisik atau psikologis, atau kombinasi keduanya.

Rata-rata orang memiliki 2 sampai 4 juta kelenjar keringat.

Ada dua jenis kelenjar keringat, yakni ekrin dan apokrin

Ekrin ditemukan di seluruh tubuh dan membantu mengontrol suhu tubuh, sedangkan apokrin terletak di daerah selangkangan dan ketiak.

Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat ekrin sebagian besar adalah air yang membantu mendinginkan tubuh.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Biang Keringat secara Alami dan Pakai Obat

 

Sementara panas terkadang dapat memicu kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini biasanya diaktifkan oleh stres dan perubahan hormonal, itulah sebabnya mereka memainkan peran penting dalam keringat dingin.

Penyebab keringat dingin

Melansir dari Medical News Today, kecemasan dan stres adalah pemicu paling umum untuk respons fight or flight yang menyebabkan keringat dingin.

Situasi dan kondisi lain yang memicu keringat dingin mungkin termasuk:

  • Gangguan kecemasan: Keringat dingin bisa menjadi gejala serangan panik, kecemasan sosial, dan kecemasan umum. Individu yang mengalami keringat dingin beserta peningkatan tingkat kecemasan yang luar biasa, harus menemui spesialis untuk mengeksplorasi pilihan pengobatan.
  • Nyeri dan syok: Keringat dingin disertai nyeri, sering kali karena kecelakaan atau cedera lainnya, dapat menjadi tanda peningkatan denyut jantung, aliran darah ke organ utama, dan tekanan darah rendah. Perawatan medis segera diperlukan. Syok bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
  • Serangan jantung: Keringat dingin bisa menjadi tanda peringatan serangan jantung. Jika seseorang merasa berkeringat dan lembap, sesak napas, dan mengalami nyeri di dada atau tubuh bagian atas, mereka harus segera mencari perawatan medis.
  • Hipoksia: Hipoksia adalah istilah teknis untuk kekurangan oksigen yang dapat berkembang ketika area di tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini mungkin disebabkan penyumbatan, cedera, atau paparan racun atau alergen. Ini dapat menyebabkan keringat dingin dan membutuhkan perawatan segera.
  • Hipoglikemia: Juga dikenal sebagai glukosa darah rendah, hipoglikemia terjadi ketika gula darah seseorang turun di bawah normal. Kondisi ini merupakan risiko khusus bagi penderita diabetes.
  • Hot flashes, keringat malam, dan menopause: Perubahan kadar hormon terkait menopause dan perimenopause dapat memicu semburan keringat.
  • Infeksi: Berkeringat bisa menjadi tanda respons tubuh terhadap berbagai infeksi, termasuk TBC dan HIV.

Gejala

Respon fight or flight, yang membantu manusia purba bertahan hidup di dunia yang lebih berbahaya secara fisik, mempersiapkan tubuh untuk berperang dengan musuh atau melarikan diri. 

Baca juga: Keringat Malam Bisa Jadi Gejala Awal Leukemia, Kenali Gejala Lainnya

Respons fisik yang dipicu oleh respons stres meliputi:

  • detak jantung lebih cepat
  • pernapasan lebih cepat dan dangkal
  • berkurangnya aliran darah ke sistem pencernaan yang menyebabkan lebih sedikit air liur dan mulut kering
  • pelepasan endorfin
  • pembukaan kelenjar keringat

Keringat dingin berbeda dari keringat biasa karena tidak berkembang sebagai bagian dari respons pendinginan tubuh.

Ini berarti bahwa orang yang mengalami keringat dingin mungkin memiliki kulit yang lembap.

Selain itu, terkadang kulit mungkin tampak sangat pucat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau