Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan Makanan Kaleng Dianggap Kurang Sehat

Kompas.com - 11/02/2022, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

 

KOMPAS.com - Makanan kaleng sering dianggap kurang sehat dibandingkan makanan segar atau beku. Kenapa?

Makanan kaleng adalah makanan yang diawetkan di dalam kaleng untuk waktu yang lama, di mana dikemas dalam wadah kedap udara.

Makanan kaleng yang umum termasuk buah- buahan, sayuran, kacang-kacangan, sup, daging, dan makanan laut.

 Baca juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Perlemakan Hati

1. Proses pengalengan dapat mengurangi kandungan vitamin yang larut dalam air

Mengutip Healthline, makanan kaleng dianggap kurang sehat karena proses pengalengan yang biasanya meliputi 3 tahapan berikut:

  • Pengolahan: makanan dikupas, diiris, dicincang, diadu, bertulang, dikupas, atau dimasak.
  • Penyegelan: makanan olahan disegel dalam kaleng.
  • Pemanasan: kaleng dipanaskan untuk membunuh bakteri berbahaya dan mencegah pembusukan.

Proses pengalengan itu yang memungkinkan makanan dapat awet atau aman dimakan selama 1-5 tahun atau lebih.

Dalam proses pengalengan tersebut biasanya memakai suhu panas tinggi, sehingga membuat vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C dan B dapat rusak.

Vitamin yang larut dalam air sensitif terhadap panas dan udara secara umum, sehingga vitamin tersebut juga dapat hilang selama proses pengolahan, memasak, dan metode penyimpanan yang biasa digunakan di rumah.

 Baca juga: 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Menyusui

2. Mengandung sejumlah kecil BPA

BPA (bisphenol-A) adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam kemasan makanan, termasuk kaleng. Sehingga, itu membuat makanan kaleng dianggap kurang sehat.

Mengutip Healthline, studi menunjukkan bahwa BPA dalam makanan kaleng dapat berpindah dari lapisan kaleng ke dalam makanan yang dikandungnya.

Kemudian sebuah penelitian, peserta yang mengonsumsi 1 porsi sup kalengan setiap hari selama 5 hari mengalami lebih dari 1.000 persen peningkatan kadar BPA dalam urin mereka.

Meskipun buktinya beragam, beberapa penelitian pada manusia telah menghubungkan BPA dengan masalah kesehatan seperti:

  • Penyakit jantung
  • Diabetes tipe 2
  • Disfungsi seksual pria.

 Baca juga: 11 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Demam

3. Berpotensi mengandung bakteri mematikan

Mengutip Healthline, makanan kaleng dianggap kurang sehat karena dapat mengandung bakteri berbahaya yang dikenal sebagai Clostridium botulinum, jika dalam proses pengalengannya tidak dilakukan dengan benar. 

Namun, hal itu sangat jarang terjadi pada produk bermerek legal. 

Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut dapat menyebabkan botulisme.

Botulisme adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian, jika tidak ditangani.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau