Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan Makanan Kaleng Dianggap Kurang Sehat

Kompas.com - 11/02/2022, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sebagian besar kasus botulisme berasal dari makanan yang tidak dikalengkan dengan benar di rumah.

Sangat penting untuk tidak pernah makan dari kaleng yang menggembung, penyok, retak, atau bocor.

 Baca juga: 7 Makanan untuk Bantu Lawan Covid-19 saat Isolasi Mandiri

4. Mengandung tambahan garam, gula, atau pengawet

Alasan selanjutnya makanan kaleng dianggap kurang sehat adalah karena di dalamnya sering ditambahkan banyak garam, gula, dan pengawet.

Mengutip Healthline, makanan kaleng tinggi garam mungkin tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi sebagian orang dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Sebagian makanan kaleng lainnya mengandung tambahan gula yang banyak dan dapat berisiko mengakibatkan:

  • Obesitas
  • Penyakit jantung
  • Diabetes tipe 2.

Lalu, apakah makanan kaleng sepenuhnya tidak baik dikonsumsi?

 Baca juga: Makanan Mengandung Potasium Ampuh Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Makanan kaleng masih mengandung nutrisi

Meskipun sejumlah produk makanan kaleng dianggap kurang sehat karena memiliki efek samping, bukan berarti secara keseluruhan makanan kaleng itu tidak baik bagi kesehatan.

Mengutip Healthline, tomat dan jagung melepaskan lebih banyak antioksidan saat dipanaskan, membuat makanan kalengan dari bahan itu menjadi sumber antioksidan yang lebih baik.

Selain itu, sejumlah nutrisi dalam makanan juga terbukti masih utuh, meski melalui proses pengalengan, seperti:

  • Protein
  • Karbohidrat
  • Lemak
  • Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K.

Jadi, penelitian menunjukkan bahwa makanan tinggi nutrisi tertentu bisa mempertahankan tingkat nutrisinya setelah melalui proses pengalengan.

Mengutip Eat This, ahli diet Arielle Kestenbaum mengatakan bahwa apa yang membedakan makanan kalengan dengan yang segar terkait nilai gizinya adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan kaleng untuk meningatkan rasa.

"Sejauh ini, tidak ada perbedaan nyata yang diketahui dalam nilai gizi buah-buahan dan sayuran kalengan versus buah-buahan segar," kata Kestenbaum.

"Penting untuk mencari opsi yang sodiumnya lebih rendah atau tanpa sodium," lanjutnya.

"Jika itu bukan pilihan, cobalah membilas sayuran dengan baik sebelum dikonsumsi," imbuhnya.

Jika mengkonsumsi makanan kalengan tidak bisa dihindari, Kestenbaum menunjukkan bahwa buah-buahan atau sayuran berada dalam kondisi paling bergizi saat kaleng pertama kali dibuka.

Jadi, dia menyarankan untuk kita perlu memakannya secepat mungkin untuk memastikan semua nutrisi tidak hilang atau terkontaminasi sata kita makan.

Baca juga: 4 Makanan yang Dapat Mencegah Kanker Prostat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau