KOMPAS.com - Makan itu penting untuk kita mendapatkan nutrisi dan tubuh terjaga sehat, tetapi ada kebiasaan makan yang justru membuat lemak perut.
Mengutip Eat This, lemak perut juga disebut lemak visceral, yang membungkus organ dalam dan berpotensi menyebabkan:
Berikut kebiasaan buruk yang perlu dihindari karena membuat lemak perut:
Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Lemak Perut Saran Ahli
Mengutip The Healthy, minum jus buah bukanlah cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi buah.
Jika minum jus buah setiap hari untuk mendapatkan porsi nutrisi, justru lebih memberikan kerugian.
Sebab, jus buah pada umumnya dibuat tinggi kalori dan gula. Sementara, kandungan serat dan vitamin dari buah asli berkurang.
"Tubuh Anda membutuhkan serat untuk membantu mengatur seberapa banyak dan seberapa cepat gula masuk ke aliran darah," kata Rasa Kazlauskaite, ahli endokrinologi di Rush University Prevention Center di Chicago.
"Terlalu banyak gula menyebabkan peradangan di dalam perut dan berkontribusi pada lemak perut," imbuh Kazlauskaite.
Mengutip The Healthy, ngemil sepanjang hari hanya menambah kalori yang sulit dilacak, jika asupannya adalah makanan tinggi gula dan garam.
Berbeda jika yang kita makan adalah ragam sayuran dan kacang-kacangan, seperti almond.
“Orang-orang memperlakukan tubuh mereka seperti tempat sampah dan itu benar-benar dapat berkontribusi pada lemak perut,” kata Dr Kazlauskaite.
Baca juga: 7 Makanan Penyebab Berkembangnya Lemak Perut yang Perlu Diwaspadai
Mengutip The Healthy, gorengan mengandung jenis lemak terburuk, yaitu lemak trans, yang memicu lemak perut dan kenaikan berat badan.
Jika kamu memiliki kebiasaan makan gorengan, seperti kripik atau kentang goreng, kemungkinan kamu akan memiliki lingkar pinggang yang membesar karena lemak perut meningkat.
Mengutip Eat This, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, peserta yang makan keripik kentang dalam jumlah besar selama periode 4 tahun, mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.
Mengutip The Healthy, efek samping makan agorengan mungkin dapat sedikit terkontrol, jika diimbangi dengan makan banyak sayuran.
“Lemak masuk dengan cepat ke aliran darah tanpa efek moderasi," kata Dr. Kazlauskaite.
"Sayuran membantu pencernaan dan metabolisme karena memiliki vitamin dan antioksidan yang membantu membersihkan bahan-bahan buruk yang tertelan,” imbuhnya.
Mengutip The Healthy, olahraga memiliki dampak terbesar pada penambahan atau pengurangan lemak perut, selain kebiasaan makan.
“Saat Anda berolahraga, otot menggunakan energi alih-alih disimpan dalam lemak perut,” kata Dr Kazlauskaite.
“Itulah sebabnya ketika Anda mulai berolahraga, banyak orang menyadari bahwa mereka kehilangan beberapa inci (lipatan lemak) dari pinggang terlebih dahulu,” imbuhnya.
Baca juga: 6 Cara Sederhana Menghilangkan Lemak Perut
Mengutip The Healthy, fase pramenstruasi yang dialami wanita dapat mendorong nafsu makan tinggi, jika diumbar berpotensi meningkatkan lemak perut.
Menurut Psychology Today, satu studi menemukan bahwa nafsu makan tinggi di kalangan wanita memuncak selama fase pramenstruasi itu karena peningkatan produksi progesteron.
Mengutip The Healthy, probiotik atau bakteri usus memainkan peran besar dalam penambahan atau penurunan berat badan.
Probiotik yang ditemukan dalam yogurt dan beberapa suplemen dapat membantu menjaga bakteri baik dan jahat tetap teratur.
Menurut majalah Fitness, satu studi menemukan bahwa terlalu sedikit mengkonsumsi probiotik dikaitkan dengan obesitas atau lemak perut menumpuk.
Baca juga: Lemak Perut Berlebih Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes, Begini Baiknya
Mengutip Eat This, makan terlalu cepat dapat berpengaruh pada peningkatan lemak perut.
Makan berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak perut, dan kecepatan makan akan menentukan berapa banyak makanan yang akhirnya masuk ke dalam tubuh.
Menurut sebuah penelitian yang ditemukan dalam Journal of American Dietetic Association, menemukan bahwa mereka yang makan lebih lambat akhirnya merasa lebih kenyang dari pada mereka yang makan lebih cepat.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa makan perlahan dapat membantu kita makan lebih sedikit.
Sehingga ketika makan malam, disarankan tidak terburu-buru makan dan melatih kebiasaan makan terkontrol.
Mengutip Eat This, makan terlalu larut juga sama buruknya dalam menambah lemak perut.
Dengan makan terlambat, bisa menyebabkan kita mengkonsumsi lebih banyak kalori di luar yang diinginkan dari rencana makan harian.
Menurut The Obesity Society, mengontrol jam makan malam sangat penting karena dapat membantu mengelola rasa lapar dan mengendalikan nafsu makan.
Baca juga: Olahraga Terbaik untuk Menghilangkan Lemak Perut
Mengutip Eat This, konsekuensi tidak sarapan sama dengan kita makan terlalu malam.
Penelitian dari American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa mengkonsumsi lebih sedikit kalori di pagi hari atau melewatkan sarapan dapat berkontribusi pada peningkatan lemak perut atau obesitas.
Sebab, kebiasaan makan demikian dapat mempengaruhi kadar insulin.
Ketika melewatkan sarapan, hormon insulin berpotensi meningkat dan menyebabkan reaksi berantai pada peningkatan jumlah lemak perut.
Sarapan dengan makanan padat dapat mencegah efek tersebut dan membantu membakar beberapa lemak perut berlebih.
Mengutip Eat This, lemak perut berpotensi semakin menumpuk ketika kamu terlalu sering makan di luar.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nutrition Review menemukan bahwa terlalu sering makan di luar berhubungan langsung dengan penambahan berat badan.
Beberapa ahli telah menemukan bahwa makan di luar secara langsung menyebabkan konsumsi berlebihan.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan.
Baca juga: Tips Diet dan Olahraga untuk Menghilangkan Lemak Perut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.