KOMPAS.com - Salah satu kekhawatiran para orangtua ketika mendapati diagnosis down syndrome pada buah hatinya adalah, apakah kondisi ini bisa sembuh?
Perlu diketahui, down syndrome bukanlah suatu penyakit, tapi kelainan genetik bawaan lahir yang memicu kelebihan kromosom 21 atau trisomi.
Kelainan genetik ini menyebabkan bayi dengan down syndrome terlahir dengan ciri-ciri fisik yang khas dan gejala disabilitas intelektual.
Untuk menjawab tanda tanya di atas, simak penjelalan berikut ini.
Baca juga: 14 Ciri-ciri Down Syndrome pada Bayi yang Dapat Dikenali
Dr. Maria Galuh Kamenyangan Sari, SpA., MKes. dari Rumah Sakit UNS menjelaskan, down syndrome tidak dapat disembuhkan.
Namun, dengan dukungan medis yang tepat dan perhatian maksimal, tumbuh kembang anak down syndrome bisa optimal dengan angka harapan hidup yang panjang.
“Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan paling efektif dan spesifik untuk down syndrome. Tapi, deteksi dan intervensi sedini mungkin sangat diperlukan agar tumbuh kembang anak lebih optimal,” jelas dia, lewat laman resmi RS setempat.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada beberapa masalah kesehatan yang perlu diwaspadai pada anak down syndrome.
Baca juga: Penyebab Down Syndrome dan Faktor Risikonya
Di antaranya keterlambatan tumbuh kembang, penyakit jantung bawaan, gangguan endokrin seperti penyakit tiroid, gangguan saluran pencernaan, gangguan sistem imun, serta gangguan hematologi.
Selain itu, pengidap down syndrome juga rawan mengalami masalah pada gigi, telinga, hidung, tenggorokan, dan mata.
Perawatan medis untuk kelainan fisik seperti kelainan jantung terkadang perlu ditangani dengan operasi.
Untuk masalah gangguan imun, anak down syndrome perlu terapi pencegah infeksi.
Sedangkan disabilitas intelektual bisa ditangani dengan fisioterapi, terapi wicara, maupun okupasi.
Menurut Maria, anak down syndrome dapat melakukan kegiatan seperti anak normal lainnya.
Anak down syndrome dapat belajar duduk, berjalan, berbicara, bermain, dan melakukan aktivitas lain, namun biasanya lebih lambat dibandingkan anak normal atau bukan pengidap down syndrome.