Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Pola Makan Seimbang dan Manfaatnya

Kompas.com - 08/05/2022, 07:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Anda mungkin bertanya-tanya mengapa pola makan seimbang itu penting.

Jawaban sederhananya adalah makan makanan yang sehat dan seimbang adalah bagian penting dari menjaga kesehatan.

Memang ada beberapa kondisi yang membuat seseorang memerlukan gizi tambahan dari suplemen, misalnya atlet yang mememrlukan suplemen protein untuk mendorong pertumbuhan otot.

Namun, sebagian besar dari kita bisa mendapatkan semua yang kita butuhkan dengan memastikan kita makan berbagai makanan yang sehat dan bervariasi.

Baca juga: Urtikaria

Pentingnya pola makan seimbang

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang memasok bahan bakar yang dibutuhkan tubuh Anda untuk bekerja secara efektif.

Tanpa nutrisi yang seimbang, tubuh Anda lebih rentan terhadap penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Makan berbagai makanan dan mengurangi garam, gula, dan lemak jenuh sangat penting untuk memastikan fungsi tubuh Anda yang terbaik.

Jika pola makan Anda tidak seimbang dan Anda mengonsumsi makanan yang tidak memberikan nilai gizi yang cukup, kadar nutrisi Anda akan mulai menurun.

Melansir Live Science, penelitian telah menemukan bahwa 31% dari populasi A.S. berisiko mengalami setidaknya satu kekurangan vitamin.

Ada banyak bahaya kekurangan nutrisi, termasuk masalah pencernaan, anemia, dan masalah kulit.

"Diet seimbang idealnya mencakup lima kelompok makanan," kata Isabel Maples, ahli diet terdaftar, dan kata pakar nutrisi Isabel Maples.

Apa itu pola makan seimbang?

Jika melansir Pedoman Diet untuk Orang Amerika, makanan bergizi seimbang adalah makanan padat nutrisi yang menyediakan vitamin, mineral, dan komponen pendukung kesehatan lainnya.

Jenis makanan tersebut harus mengandung sedikit tambahan gula, lemak jenuh, dan natrium.

Elemen inti yang membentuk pola makan sehat meliputi:

  • semua jenis sayuran, mulai dari buncis, kacang polong, dan lentil; bertepung; dan sayuran lainnya.
  • Buah-buahan, terutama buah utuh (bukan jus buah).
  • Biji-bijian, setidaknya setengahnya adalah gandum utuh.
  • Susu, termasuk susu bebas lemak atau rendah lemak, yogurt, dan keju, dan/atau versi bebas laktosa dan minuman kedelai dan yogurt yang diperkaya sebagai alternatif.
  • Makanan berprotein, termasuk daging tanpa lemak, unggas, dan telur; makanan laut; buncis, kacang polong, dan lentil; dan kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk kedelai.
  • Minyak, termasuk minyak nabati dan minyak dalam makanan, seperti makanan laut dan kacang-kacangan.

Ahli gizi Lamorna Hollingsworth mengatakan variasi adalah kunci dalam hal makan buah dan sayuran.

"Setidaknya Anda harus mengonsumsi lima porsi buah dan sayuran sehari," katanya.

Mengonsumsi beragam sayuran juga bagus untuk kesehatan pencernaan dan mikrobioma tubuh.

"Minimal kita mengonsumsi 30 makanan nabati berbeda setiap minggu untuk mendapatkan manfaat maksimal," ucapnya.

Agar nutrisi tubuh tidak terganggu, kita juga disarankan untuk membatasi konsumsi makanan seperti berikut:

  • Gula tambahan: Kurang dari 10% kalori Anda per hari.
  • Lemak jenuh: Kurang dari 10% kalori Anda per hari.
  • Natrium: Kurang dari 2.300 miligram per hari (dan bahkan lebih sedikit untuk anak-anak di bawah usia 14 tahun).
  • Minuman beralkohol.

Baca juga: 8 Cara Alami Membersihkan Paru-paru

Makanan yang kita makan memiliki dampak besar pada kesehatan fisik dan mental.

Pola makan seimbang memasok nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda untuk bekerja dengan baik.

Tanpa nutrisi seimbang, tubuh Anda lebih rentan terhadap penyakit, infeksi, dan kelelahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com