KOMPAS.com - Setiap ibu hamil perlu mewaspadai bahaya hipertensi dalam kehamilan.
Ibu hamil yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi bisa mengalami komplikasi sebelum, selama, dan setelah melahirkan.
Tidak hanya ibu hamil yang berisiko, janin di dalam kandungan juga bisa terkena efek hipertensi dalam kehamilan. Simak penjelasan berikut.
Baca juga: 11 Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan dan Cara Menurunkannya
Tekanan darah tinggi dalam kehamilan menimbulkan beberapa risiko kesehatan. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa bahayanya:
Penurunan aliran darah ke plasenta bisa membuat bayi kekurangan oksigen dan nutrisi penting untuk tumbuh kembangnya di dalam kandungan.
Akibatnya, bayi berisiko lahir dengan berat badan rendah, atau bayi lahir dengan beberapa komplikasi.
Tekanan darah tinggi dalam kehamilan juga berisiko meningkatkan risiko solusio plasenta atau plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim.
Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan hebat yang dapat mengancam keselamatan ibu hamil dan janin dalam kandungan.
Baca juga: 12 Gejala Hipertensi, Tak Hanya Sakit Kepala
Tekanan darah tinggi saat hamil yang tidak terkontrol dapat merusak organ lain, seperti otak, jantung, paru-paru, liver, dan organ vital lainnya.
Dalam kondisi yang parah, hipertensi dalam kehamilan juga bisa merenggut nyawa.
Untuk mencegah komplikasi hipertensi dalam kehamilan yang mengancam jiwa, dokter terkadang menyarankan opsi persalinan dini. Kondisi ini bisa membuat bayi lahir prematur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.