KOMPAS.com - Makan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk bertahan hidup, selain minum. Tidak makan sekian lama dapat membuat organ manusia mengalami malfungsi.
Manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi dan untuk menjalankan seluruh sistem dalam tubuh secara optimal.
Namun, manusia mampu bertahan hidup tanpa makan mungkin selama beberapa hari hingga minggu.
Mengutip Medical News Today, kemungkinan secara umum seseorang dapat bertahan hidup tanpa makan antara 1-2 bulan.
Hanya saja, banyak faktor yang berbeda mempengaruhi lamanya waktu tubuh dapat bertahan tanpa makan, periode ini akan bervariasi antarindividu.
Data biasanya berasal dari studi observasional tentang mogok makan dan periode kelaparan.
Para ilmuwan belum mempelajari kelaparan manusia menggunakan eksperimen tradisional karena masalah etika.
Baca juga: Bolehkan Tidur Setelah Makan?
Mengutip Verywell Health, pada tahap awal manusia dapat bertahan hidup tanpa makan karena hati akan beralih untuk memproduksi keton sebagai sumber energi.
Tubuh biasanya menggunakan glukosa atau gula sebagai sumber energi utamanya.
Ketika Anda tidak makan, cadangan glukosa akan habis dalam satu hari.
Setelah satu hari tidak makan, tubuh akan melepaskan hormon yang disebut glukagon.
Glukagon ini memberitahu hati Anda untuk membuat glukosa saat gula darah dalam tubuh rendah.
Glukosa ini sebagian besar dibutuhkan untuk memberi makan otak.
Setelah 2-3 hari tidak makan, tubuh mulai memecah jaringan lemak.
Otot Anda akan menggunakan asam lemak yang dibuat selama proses pemecahan jaringan itu sebagai sumber bahan bakar utama.
Asam lemak itu juga digunakan untuk membentuk keton di hati.
Keton adalah zat lain yang dapat digunakan tubuh sebagai sumber energi, yang dilepaskan ke dalam aliran darah.
Ketika otak menggunakannya untuk bahan bakar, ia tidak membutuhkan banyak glukosa.
Ketika cadangan asam lemak habis, tubuh akan masuk ke tahap selanjutnya untuk bertahan hidup, yaitu dengan memecah jaringan otot untuk mendapatkan protein.
Semakin lama manusia hidup tanpa makan, semakin cepat kerusakan itu terjadi.
Tubuh bisa mulai kehilangan fungsi jantung, ginjal, dan hati, hingga akhirnya menuju ke kematian.
Baca juga: Mengapa Kita Mengantuk Setelah Makan?
Mengutip Verywell Health, ada beberapa penelitian yang menunjukkan beberapa faktor lain yang mempengaruhi berapa lama seseorang dapat bertahan hidup tanpa makan.
Salah satu faktornya adalah berat badan awal seseorang. Orang yang kurus biasanya dapat mentolerir kehilangan hingga 18 persen dari massa tubuh mereka.
Orang yang mengalami obesitas dapat mentolerir lebih banyak, mungkin lebih dari 20 persen.
Penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidak obesitas atau kelebihan berat badan akan menjadi lemah setelah 30-50 hari tanpa makan.
Kematian biasanya terjadi antara 43-70 hari. Pada orang gemuk, jangka waktu ini cenderung lebih lama.
Faktor lain mungkin berperan dalam lamanya jangka waktu seseorang bertahan hidup tanpa makan, yaitu:
Baca juga: Pola Makan untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Mengutip Healthline, beberapa efek samping yang bisa muncul karena hidup tanpa makan, meliputi:
Mereka yang mengalami kelaparan untuk waktu yang lama tidak dapat mulai mengkonsumsi makanan dalam jumlah normal segera.
Tubuh perlu diredam dengan sangat perlahan untuk makan lagi untuk menghindari reaksi merugikan, yang dikenal sebagai sindrom refeeding, termasuk:
Melanjutkan makan setelah kelaparan akan memerlukan pengawasan dokter dan biasanya didahului asupan jenis:
Baca juga: Benarkah Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Buah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.