KOMPAS.com - Kanker darah adalah salah satu penyakit yang kerap berdampak fatal akibat terlambat dideteksi.
Dilansir dari Blood-Cancer, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan peluang seseorang terkena kanker darah.
Di antaranya paparan radiasi dosis tinggi, sering terkena bahan kimia seperti benzena dan formaldehida, faktor keturunan, sampai infeksi virus epstein-barr, human t-cell leukemia virus (HTLV), dan HIV.
Cara mencegah penyakit ini bisa dengan mengontrol faktor risiko penyebab kanker darah yang bisa dikendalikan. Simak penjelasan berikut.
Baca juga: 11 Gejala Kanker Darah yang Pantang Disepelekan
Terdapat beberapa langkah pencegahan kanker darah yang bisa diupayakan untuk menurunkan risiko terkena penyakit ini, antara lain:
Dilansir dari IndusHealthPlus, paparan formaldehida dan benzena yang terdapat dalam asap rokok, beberapa bahan pembersih, cat, lem, industri karet atau kimia bisa meningkatkan risiko kanker darah.
Jika Anda sulit atau tak bisa menghindari paparan bahan kimia ini, coba pakai alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, dll. saat kontak erat dengan bahan kimia berbahaya.
Kebiasaan merokok dan sering terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif juga bisa meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker darah.
Untuk itu, setop merokok jika Anda masih menjalankan kebiasaan tidak sehat ini. Selain itu, sebisa mungkin hindari paparan asap rokok.
Baca juga: 9 Penyebab Kanker Darah dan Cara Mencegahnya
Olahraga rutin minimal 30 menit setiap hari sangat penting untuk menjaga kebugaran dan kesehatan, termasuk melindungi diri dari bahaya kanker darah.
Dengan rutin olahraga dan aktif bergerak, Anda bisa terhindar dari obesitas yang termasuk salah satu faktor penyebab kanker.
Dilansir dari Verywell Health, perilaku hidup sehat ditambah pola makan sehat bisa mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker darah.
Studi di Eropa pada 2018 menunjukkan, orang yang menjalankan pola makan dengan diet Mediterania memiliki risiko kanker darah lebih kecil dibandingkan orang yang gemar makan daging merah dan makanan tinggi kalori.
Diet mediterania adalah pola makan dengan komposisi sayuran, buah-buahan, biji-bijian seperti nasi merah dan gandum utuh, dan lemak sehat dari ikan laut atau minyak zaitun.
Diet ini meminimalkan asupan lemak jahat seperti gorengan, daging merah berlemak, kulit ayam, serta makanan dan minuman manis.
Baca juga: 7 Gejala Kanker Darah Stadium Awal yang Perlu Diwaspadai
Beberapa virus yang bisa meningkatkan risiko kanker darah seperti human T-cell leukemia virus (HTLV) dan HIV rentan menular lewat hubungan seks dan berbagi jarum suntik.
Untuk itu, pastikan Anda melakukan hubungan seks dengan pengaman, hindari bergonta-ganti pasangan seks, jauhi narkoba, dan pastikan Anda menggunakan jarum yang steril saat membuat tato atau piercing.
Paparan radiasi dosis tinggi seperti karena kebocoran reaktor nuklir atau terkena bom atom bisa meningkatkan risiko kanker darah.
Sedangkan paparan radiasi dari CT scan, X-ray, atau terapi radiasi untuk mengobati kanker umumnya berisiko kecil menyebabkan kanker, termasuk kanker darah.
Baca juga: Kenali Kanker Darah Stadium 1, 2, 3, 4
Selain menjalankan beberapa cara mencegah kanker darah di atas, pastikan Anda tidak mengabaikan gejala kanker darah.
Dilansir dari Orlando Health, berikut beberapa tanda penyakit ini yang jamak dikeluhkan penderitanya:
Jika Anda mendapati beberapa gejala kanker darah di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Penyakit ini dapat dideteksi lewat pemeriksaan fisik, tes darah, biopsi, CT scan, atau MRI.
Baca juga: 3 Jenis Kanker Darah yang Umum Menyerang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.