KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 dan disiplin protokol kesehatan masih menjadi kunci dalam melindungi diri dari infeksi virus corona, termasuk mutasi virus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Kementerian Kesehatan melaporkan, kasus Omicron BA.4 dan BA.5 per Minggu (12/6/2022) tercatat bertambah menjadi delapan orang.
Perlu diketahui, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kali pertama dilaporkan di Afrika Selatan, pada Januari 2022.
Hingga kini, subvarian baru SARS-CoV-2 ini teridentifikasi sedikitnya di 63 negara, termasuk Indonesia. Temuan di Indonesia ini terdeteksi di Bali dan Jakarta.
Baca juga: Ada Subvarian Omicron Baru BA.4 dan BA.5, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Dilansir dari Kompas.com (13/6/2022), Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr Erlina Burhan, SpP(K) menyampaikan, seluruh pasien positif subvarian Omicron itu sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap, vaksin booster, hingga empat dosis vaksin Covid-19.
Sebagian besar pasien mengalami gejala ringan atau tanpa gejala. Namun, ada satu pasien bergejala sedang karena merasakan batuk, sesak napas, sampai sakit perut.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menyampaikan, vaksin masih penting untuk mencegah Covid-19 gejala berat dan meningkatkan kekebalan tubuh ketika menghadapi mutasi virus corona.
“Tubuh yang sudah divaksin begitu menemui varian baru, maka varian baru tersebut tidak begitu menginfeksi. Karena, di dalam tubuh sudah ada antibodi,” jelas Syahril ketika berbincang di Siaran Sehat Perkembangan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Senin (13/6/2022).
Syahril mengingatkan, karakteristik subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang perlu diwaspadai adalah kemampuan virus untuk lolos dari sistem imun (immune escape), baik dari vaksinasi atau infeksi alami.
Menurut dia, setiap kali virus bermutasi, ada kemungkinan varian baru tersebut memiliki kemampuan untuk menghindari antibodi yang sudah terbentuk. Seiring berjalannya waktu, sel imun juga mengalami penurunan untuk mengenali virus.
“Itulah penting booster. Tujuannya, untuk mengingatkan kembali daya tahan tubuh dalam mengenali virus. Sehingga, imun lebih mudah mengendalikan penyakit (Covid-19)”, kata Syahril.
Baca juga: 9 Efek Long Covid Omicron yang Perlu Diwaspadai dan Pencegahannya
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro yang turut berbincang di forum yang sama menambahkan, meskipun sudah menjalankan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap sampai booster, masyarakat diimbau tetap disiplin menjalani protokol kesehatan untuk menghadapi Omicron BA.4, BA.5, dan mutasi virus corona lainnya.
“Meskipun banyak banget varian baru, sebenarnya kunci pencegahan tetap di disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi,” jelas dia.
Reisa menjelaskan, di tengah kebijakan pelonggaran masker di ruang terbuka, masyarakat tetap perlu menakar setiap risiko penularan Covid-19.
“Jangan sampai kita malah menganggap, pelonggaran ini kita disarankan melepas masker. Kita tetap perlu menakar risikonya. Komorbid, ibu hamil, anak belum divaksin sebaiknya tetap pakai masker,” kata dia.
Baca juga: Gejala Omicron Utamanya Batuk dan Pilek, Apa Bedanya dengan Flu?
Sumber: Kompas.com (Penulis/Editor| Zintan Prihatini/Bestari Kumala Dewi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.