Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami, Kaitan Antara Konsumsi Gula dan Penyakit Diabetes

Kompas.com - 16/07/2022, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang berpikir bahwa penyebab utama diabetes adalah konsumsi gula berlebihan.

Namun, makan gula saja tidak mungkin secara langsung menyebabkan diabetes.

Diabetes adalah kondisi kompleks yang dihasilkan dari berbagai faktor. Lalu seperti apa kaitan antara konsumsi gula dan diabetes? Berikut ulasan lengkapnya:

Efek gula pada diabetes

Baik diabetes tipe 1 dan tipe 2 mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur kadar glukosa darah.

Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin.

Kerusakan sel-sel ini merusak kemampuan tubuh untuk mengelola glukosa darah.

Pada diabetes tipe 2, insulin yang diproduksi tubuh tidak mampu mengelola glukosa yang masuk ke dalam darah setelah makan atau minum.

Ketika seseorang menderita diabetes, makan terlalu banyak gula dapat memperburuk keadaan.

Gula yang ditambahkan adalah karbohidrat olahan, dan tubuh menyerapnya dengan cepat ke dalam aliran darah. Hal ini dapat mengakibatkan lonjakan gula darah.

Baca juga: Retinol Sebaiknya Dipakai mulai Umur Berapa?

Karena tubuh kekurangan insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan benar, tubuh akan kesulitan mentransfer glukosa dalam darah ke sel-sel tubuh. Kadar glukosa dalam darah akan tetap tinggi.

Seiring waktu, kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh, dan komplikasi seperti neuropati diabetik dapat muncul.

Selain itu, asupan kalori yang tinggi dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Obesitas adalah faktor risiko untuk diabetes tipe 2.

Bukti ilmiah

Makan gula tampaknya tidak menyebabkan diabetes secara langsung, tetapi mhal itu tetaplah memiliki peranan dalam memicu diabetes.

Pada tahun 2016 beberapa ilmuwan mencatat korelasi antara diabetes tipe 2 dan pola gaya hidup yang melibatkan konsumsi minuman manis yang tinggi.

Namun, meskipun ada bukti bahwa asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan penambahan berat badan, dan indeks massa tubuh yang tinggi meningkatkan risiko diabetes tipe 2, tidak ada bukti bahwa diabetes diakibatkan langsung dari asupan gula.

Dalam riset tersebut, peneliti juga menyatakan bahwa gula yang disebut fruktosa dapat berkontribusi langsung pada diabetes, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hal ini.

Mereka mencatat bahwa hati menyerap fruktosa tanpa mengatur asupannya. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan lemak hati dan penurunan sensitivitas insulin.

Sensitivitas insulin yang rendah membuat tubuh lebih sulit mengeluarkan glukosa dari aliran darah. Jika gula darah menjadi tinggi terus-menerus, diabetes tipe 2 dapat terjadi.

Baca juga: 6 Macam Penyebab Sakit Perut Pada Bayi

Diabetes tipe 2 adalah salah satu aspek dari sindrom metabolik, yang juga mencakup obesitas, penyakit kardiovaskular, dan kondisi kesehatan lainnya.

Pada tahun 2017, beberapa ilmuwan mencatat bahwa fruktosa makanan dapat berkontribusi tidak hanya pada diabetes tipe 2 tetapi juga pada aspek lain dari sindrom metabolik, termasuk obesitas.

Mereka juga menunjukkan bahwa faktor lain akan berperan, termasuk genetika.

Tampaknya ada hubungan antara keseluruhan konsumsi makanan yang mengandung tambahan gula dan kejadian diabetes tipe 2.

Namun, penelitian belum menunjukkan bahwa makan banyak gula akan menyebabkan diabetes secara langsung.

Apa yang membentuk hubungan antara gula dan diabetes masih belum jelas dan kemungkinan merupakan bagian dari proses yang lebih kompleks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau