Untuk mencegah seorang diabetesi jatuh dalam kondisi koma, maka harus perhatikan keseimbangan cairan. Batasi waktu makan hingga jam 6 sore. Lalu minum setiap selesai buang air kecil.
Jangan lakukan pembatasan asupan makanan. Karena makanan peroral dapat merangsang pelepasan inkretin. Inkretin memicu pelepasan insulin.
Peningkatan kadar glukosa bukan berasal dari asupan luar. Melainkan proses katabolisme, terutama glukoneogenesis.
Perlu pemeriksaan lebih teliti untuk mengetahui pemicu proses glukoneogenesis. Berbeda dengan glikogenolisis, yang dipengaruhi oleh aktivitas. Glukoneogenesis prosesnya terutama dipengaruhi oleh stres.
Berbagai stres tersebut memengaruhi pelepasan hormon glukagon dan hormon kortisol. Baik itu stres fisik, seperti kelaparan, infeksi dan masih banyak lagi. Juga stres psikis yang memicu pelepasan epinefrin dan norepinefrin.
Kelola stres tersebut sesuai dengan penyebabnya. Proses glukoneogenesis yang berlebih jangan ditekan.
Kendalikan dengan menjaga keseimbangan cairan sesuai dengan arah perpindahan cairan itu sendiri. Dengan cara ini koma dapat dicegah. Bahkan diabetes melitus dapat disembuhkan.
Kesimpulan dari ketiga tulisan ini adalah:
• Diabetes disebabkan oleh pemecahan cadangan gula (glukoneogenesis) berlebihan, bukan karena kekurangan atau ketiadaan insulin.
• Masalah yang dihadapi diabetes adalah gangguan keseimbangan cairan yang dapat mengakibatkan berbagai komplikasi, bukan kelebihan kadar gula
• Mengembalikan keseimbangan cairan adalah tujuan dari terapi diabetes melitus
Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.