Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2022, 12:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perasaan sedih yang berkepanjangan bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang mengalami depresi.

Tetapi, tanda tersebut bukanlah satu-satunya patokan bahwa seseorang menderita depresi karena ada tanda-tanda lain yang perlu dilihat, seperti memiliki perasaan putus asa, kehilangan minat, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, hingga muncul rasa ingin bunuh diri.

Tes depresi adalah salah satu pemeriksaan yang akan dilakukan dokter menduga bahwa seseorang mengalami depresi.

Menurut WebMD, tes depresi yang dilakukan oleh dokter akan menentukan jenis depresi apa yang dialami oleh seseorang.

Baca juga: Harapan Terlalu Tinggi Bisa Sebabkan Depresi

Tidak hanya itu saja, tes yang dilakukan juga untuk mengetahui apakah ada penyakit dengan tanda serupa depresi yang diderita oleh pasien. Berikut adalah beberapa tes yang akan dilakukan menurut WebMD.

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter sebenarnya tidak hanya dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami depresi atau tidak.

Beberapa jenis penyakit memiliki tanda yang sama dengan depresi sehingga pemeriksaan fisik yang dilakukan akan memberitahukan apakah tanda-tanda yang dimiliki tersebut berkaitan dengan depresi atau tidak.

Pada pemeriksaan fisik ini, dokter akan fokus pada sistem saraf dan endokrin, dan mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan depresi klinis.

Depresi klinis sendiri didefinisikan oleh Mayo Clinic sebagai jenis depresi yang tidak hanya berkaitan dengan perasaan sedih yang berkepanjangan saja.

Healthline menambahkan bahwa depresi klinis berkaitan dengan stres, faktor gen, dan hormon.

Beberapa pola hidup yang tidak sehat juga mempengaruhi depresi, seperti konsumsi alkohol atau narkoba, penggunaan obat tertentu seperti steroid, dan obat-obat ilegal lain yang mengakibatkan kecanduan.

Beberapa penyakit dengan tanda yang serupa dengan depresi adalah penyakit tiroid, kekurangan vitamin D, gangguan endokrin, dan beberapa penyakit lainnya.

Baca juga: ADHD dan Depresi Saling Berkaitan, Kok Bisa?

2. Wawancara

Tes wawancara atau skrining juga akan dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosa depresi.

Menurut MedlinePlus, wawancara dilakukan ketika ada beberapa tanda depresi yang ditunjukkan oleh pasien.

Pada tes ini, dokter akan mengajak pasien berdiskusi mengenai suasana hati apa yang dirasakan dan bagaimana suasana hati tersebut mempengaruhi kegiatan sehari-hari.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau