KOMPAS.com - Tumor otak merupakan penyakit yang kerap membuat orang merasa khawatir. Agar lebih waspada, yuk kenali apa saja faktor risiko tumor otak.
Tumor otak merupakan sekumpulan atau pertumbuhan sel abnormal bersifat kanker atau non-kanker di otak. Tumor dapat mulai di otak, atau kanker di tempat lain dalam tubuh dapat menyebar ke otak.
Pengidap tumor otak biasanya mengeluhkan beberapa kondisi akibat peningkatan tekanan intrakranial, seperti sakit kepala, mual, hingga kejang.
Baca juga: 4 Jenis Tumor Otak, dari Ringan hingga Ganas
Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah defisit neurologis yaitu berupa:
Tumor otak umumnya baru diketahui saat sudah berada di stadium lanjut. Meski begitu, bukan berarti kita tak bisa mencegah gangguan kesehatan ini.Salah satunya dengan memahami faktor risiko tumor otak, agar kita lebih waspada akan penyakit ini.
Tumor otak lebih sering menyerang anak-anak dan lansia. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan tumor otak dapat terjadi pada usia berapa pun.
Secara umum, pria lebih berisiko mengalami tumor otak, ketimbang wanita. Namun, jenis tumor otak tertentu, seperti meningioma lebih sering menyerang wanita.
Paparan pelarut, pestisida, produk minyak, karet, dan vinil klorida dapat meningkatkan risiko terkena tumor otak. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait hal ini.
Dilansir dari Cancer.net, sekitar 5 persen kasus tumor otak berkaitan dengan faktor genetik atau keturunan.
Faktor genetik juga mempengaruhi beberapa jenis tumor lain, yaitu sindrom Li-Fraumeni (LFS), neurofibromatosis, sindrom karsinoma sel basal nevoid, tuberous sclerosis, sindrom Turcot, dan sindrom von Hippel-Lindau.
Baca juga: 8 Gejala Awal Tumor Otak yang Perlu Diwaspadai
Orang yang pernah terkena paparan radiasi yang disebut pengion, berisiko lebih besar terserang tumor otak.
Paparan radiasi pengion menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup, dan dapat mengakibatkan luka bakar radiasi, kerusakan sel, penyakit radiasi, kanker, dan kematian.
Radiasi pengion biasa digunakan dalam terapi radiasi untuk mengobati kanker dan paparan bom atom.
Energi dari saluran listrik atau penggunaan ponsel ternyata berpengaruh pada peningkatan faktor risiko tumor otak pada anak-anak.
Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar anak-anak membatasi penggunaan ponsel.
Trauma kepala yang serius sering dikaitkan dengan tumor otak. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan hubungan antara trauma kepala dan meningioma (tumor non-kanker).
Riwayat kejang juga dikaitkan dengan tumor otak. Namun, tidak diketahui apakah kejang meningkatkan risiko tumor otak. Pasalnya, kejang juga kerap menjadi tanda-tanda seseorang mengalami tumor otak.
Baca juga: Apakah Tumor Otak Bisa Sembuh?
Penelitian tentang diet dan suplementasi vitamin menunjukkan bahwa senyawa N-nitroso dapat meningkatkan risiko tumor otak pada anak dan dewasa.
Senyawa N-nitroso biasanya ditemukan di pada daging yang diawetkan, asap rokok, dan kosmetik. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan senyawa N-nitroso dengan peningkatan risiko tumor otak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.