KOMPAS.com - Virus corona masih terus bermutasi dan saat ini muncul subvarian Omicron XBB.
Menurut Prevention, XBB adalah salah satu subvarian Omicron yang menyebar dengan cepat saat ini.
XXB adalah salah satu subvarian Omicron terbaru, selain BQ.1, BQ.1.1, BQ.1.3, dan BA.2.3.20.
XBB merupakan kombinasi dari subvarian Omicron BA.2 yang ada sebelumnya.
Saat ini, Omicron XBB sangat diwaspadai menjadi pemicu kenaikan kasus Covid-19 di musim dingin pengujung tahun ini.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Tertular Omicron XBB? Berikut Penjelasan Dokter
Mengutip Good House Keeping, varian ini tidak menunjukkan kemampuan penyebaran yang lebih cepat, menurut CDC.
Namun, data dari lembaga internasional di Asia menyebutkan Omicron XBB paling bisa menghindari antibodi varian Covid-19.
Studi di China menunjukkan bahwa galur baru Omicron, khususnya XBB sangat lihai menghindari antibodi Covid-19, jauh melebihi BA.5 sebagai strain paling dominan.
Artinya, subvarian Omicron ini bisa menghindari vaksin serta booster Covid-19 yang sudah ada.
Namun, Richard Martinello sebagai direktur medis pencegahan infeksi di Yale New Haven Health System mengatakan bahwa belum cukup data untuk membedakan seberapa berbahayanya XBB dibanding varian Omicron lainnya.
Shira Doron, dokter penyakit menular dan ahli epidemiologi di Tufts Medical Center Boston mengatakan bahwa XBB tampaknya tidak lebih ganas atau mematikan saat ini.
Alasan utama mengkhawatirkan subvarian XBB adalah karena struktur gen spike milikinya unik, berpotensi paling baik untuk menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksin Covid-19, kata Dr. Martinello.
Baca juga: 10 Gejala Omicron XBB yang Perlu Diwaspadai
Penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi XBB.
Sementara mengutip Prevention, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa XBB setidaknya dapat menular seperti varian yang beredar saat ini.
Namun, tidak ada bukti bahwa XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Subvarian Omicron XBB ini pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 di India.
Mengutip Kementerian Kesehatan RI, varian Covid-19 ini telah menyebar ke 24 negara, termasuk Singapura dan Indonesia.
Hingga 25 Oktober, dikonfirmasi ada 4 kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB di Indonesia.
Ada 3 kasus berlokasi di DKI Jakarta dengan 2 pasien transmisi lokal dan luar negeri. Sedangkan, 1 pasien lagi berada di Surabaya dengan transmisi luar negeri.
Sisanya 1 pasien lagi berlokasi di Surabaya dengan transmisi luar negeri.
Baca juga: Berbahayakah Varian Omicron Centaurus?
Mengutip Good House Keeping, saat ini tidak ada data yang menunjukkan bahwa subvarian Omicron XBB menyebabkan gejala yang berbeda dari jenis SARS-CoV-2 sebelumnya.
Berikut tanda-tanda umum Covid-19 yang terkait dengan subvarian Omicron:
Jika Anda mengalami dua atau lebih gejala di atas, disarankan Anda segera melakukan tes Covid-19.
Cara paling akurat untuk mengetahui apakah Anda mengalami infeksi Omicron XBB adalah dengan melakukan tes.
Oleh karena itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril di konferensi pers virtual pada Selasa (25/10/2022) menghimbau masyarakat untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan, meliputi:
Selain itu, segera melengkapi vaksinasi Covid-19 2 dosis serta booster, untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit ini.
Baca juga: Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5: Apakah Vaksin Covid-19 Jadi Tak Berguna?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.