KOMPAS.com - Adanya kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali membuat masyarakat khawatir. Terlebih, disertai dengan penularan varian baru yaitu Omicron XBB.
Dalam kurun sepekan terakhir terjadi kenaikan kasus COVID-19 di 30 provinsi di Indonesia.
Pada level nasional, selama empat hari terakhir juga terjadi peningkatan kasus sekitar 4.700 – 4.900 kasus. Tren kenaikan kasus disinyalir terjadi seiring dengan ditemukannya varian XBB di Indonesia.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Tertular Omicron XBB? Berikut Penjelasan Dokter
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), tercatat 12 kasus positif Covid-19 subvarian Omicron XBB hingga Jumat (04/11/22). Dua kasus berasal dari perjalanan luar negeri, sementara 10 kasus merupakan transmisi lokal.
Tanda atau gejala dari Omicron XBB sendiri hampir sama dengan varian lainnya, meliputi:
Berbeda dari varian lain, Omicron XBB lebih banyak menyerang orang yang sama sekali belum pernah terinfeksi Covid-19 dengan rentang usia antara 20-39 tahun.
Selain itu kelompok usia yang mudah tertular Omicron XBB ialah orang lanjut usia atau lansia di atas 70 tahun.
Lansia dinyatakan sebagai kelompok berisiko karena imunitas yang relatif rendah dan sering memiliki penyakit bawaan (komorbid).
Baca juga: Covid-19 Omicron XBB, Apakah Berbahaya? Simak Penjelasan Ahli…
Dilansir dari laman Kemkes, juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril menyampaikan cara untuk memerangi atau mencegah Covid-19 varian Omicron XBB ini.
Syahril meminta masyarakat untuk kembali menegakkan protokol kesehatan (prokes) dengan mengurangi aktivitas di kerumunan dan melaksanakan vaksinasi yang dilanjutkan dengan booster.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.