KOMPAS.com - Acquired Immuno-Deficiency Syndrome atau biasa disingkat AIDS adalah infeksi HIV (human immuno-deficiency virus) yang sudah memasuki stadium akhir atau mengalami infeksi parah.
Dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), pada tahap akhir penyakit HIV ini, perkembangan virus atau jumlah HIV dalam darah (viral load) penderita cukup tinggi.
Baca juga: 4 Macam Infeksi Oportunistik Akibat Tertular HIV/AIDS
Perkembangan penyakit dan virus yang demikian pesat merusak sistem kekebalan tubuh penderita AIDS.
Kondisi ini menyebabkan penderita mengalami beragam gejala AIDS berupa infeksi oportunistik dan penyakit lainnya.
Baca juga: Susah Payah Transpuan Terhimpit di Pusaran HIV/AIDS dan Covid-19
Dilansir dari HIV.gov, ada beberapa gejala AIDS yang perlu diwaspadai, antara lain:
Penderita AIDS perlu menjalani pengobatan intensif secara rutin. Apabila tidak disiplin minum obat HIV, harapan hidup penderita bisa lebih kecil atau kurang dari tiga tahun.
Apabila penderita AIDS sudah mengalami infeksi oportunistik (infeksi yang muncul ketika sistem daya tahan tubuh melemah) yang berat atau parah, harapan hidup penderita yang tidak rutin menjalani terapi obat HIV bisa menurun kurang dari setahun.
Untuk itu, penting bagi penderita yang mengalami gejala AIDS untuk tetap rutin melanjutkan pengobatannya agar penyakit tetap terkendali.
Baca juga: Pengidap HIV/AIDS Merasa Bugar, Dokter: Jangan Putus Obat
Dalam menegakkan diagnosis AIDS, dokter tidak bisa hanya berpegangan pada laporan gejala AIDS dari penderita.
Dokter biasanya menentukan diagnosis HIV berkembang menjadi AIDS dengan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat hasil tes darah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.