KOMPAS.com - Ruam pada kulit bisa menjadi gejala HIV atau infeksi human immunodeficiency virus.
Selain itu, efek beberapa jenis obat antiretroviral untuk mengontrol penyakit HIV juga dapat menyebabkan ruam.
Di luar itu, HIV yang menyerang kekebalan tubuh dapat membuat penderita rawan terkena beragam penyakit kulit.
Baca juga: Jadi Penyakit Menakutkan, Benarkah HIV/AIDS Tidak Bisa Diobati?
Melansir WebMD, infeksi HIV bisa menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang biasanya bertugas melawan infeksi.
Seiring berjalannya waktu, terlebih jika penderita tidak minum obat HIV, tubuh bakal kesulitan menghadapi infeksi yang menyebabkan ruam pada kulit.
Untuk itu, banyak reaksi kulit yang muncul akibat HIV. Berikut beberapa ciri-ciri HIV pada kulit:
Dilansir dari Medical News Today, penderita HIV di tahap awal penyakit biasanya mengalami ruam kemerahan di kulit, datar atau tidak berupa benjolan, dan tidak gatal.
Ruam HIV ini biasanya muncul di wajah, dada, tangan, atau kaki selang satu atau dua minggu setelah pengidap terpapar virus.
Selain ruam, pengidap juga mengalami gejala HIV khas lainnya seperti nyeri otot, badan panas dingin, keluar keringat di malam hari, sakit tenggorokan, tidak enam badan, demam, kelenjar getah bening bengkak, atau kerap sariawan.
Ruam HIV ini muncul saat tubuh memproduksi antibodi terhadap HIV. Jika setelah itu penderita tidak minum obat HIV, penderita rawan mengalami masalah kulit lain.
Baca juga: Gejala HIV pada Pria dan Wanita
Melansir Healthline, beberapa penderita HIV mengalami ruam yang cukup parah berupa benjolan kemerahan kecil-kecil, gatal, dan terkadang lecet.
Ruam ini bisa menyebar dengan cepat di berbagai bagian tubuh, terutama di wajah dan dada atau kaki dan tangan.
Terkadang, ruam juga sampai menyebar ke selaput lendir dan memicu sariawan, demam, sampai lidah bengkak.
Infeksi HIV bisa menyebabkan komplikasi infeksi virus Moluskum kontagiosum. Penyakit ini ditandai dengan gejala munculnya bintil-bintik berwarna kemerahan di berbagai bagian tubuh, biasanya tidak di tangan dan telapak kaki.
Bintil kemerahan penyakit kulit ini menular ketika penderita berbagi handuk, seprai, atau benda yang terpapar virus Moluskum kontagiosum tersentuh orang lain.