Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat untuk Mengatasi Nyeri Sendi dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 04/12/2022, 09:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak obat untuk nyeri sendi, di antaranya memiliki sejumlah efek samping.

Mengutip Cleveland Clinic, nyeri sendi dapat memengaruhi fungsi sendi dan membatasi aktivitas harian. Sehingga, obat diperlukan untuk meringankan gejala ini.

Beberapa kondisi medis yang paling umum menjadi penyebab nyeri sendi, meliputi:

  • Osteoporosis
  • Artritis reumatoid
  • Asam urat
  • Infeksi virus
  • Cedera

Baca juga: 13 Penyebab Nyeri Sendi, Bukan Melulu Karena Radang Sendi

Obat nyeri sendi

Mengutip Medical News Today, obat nyeri sendi tersedia dalam bentuk resep dokter dan yang dijual bebas (OTC).

Obat yang dijual bebas

1. Ibuprofen (Advil, Motrin)

Ibuprofen adalah salah satu jenis NSAID yang bekerja dengan memblokir siklooksigenase (COX) 1 dan 2.

Memblokir bahan kimia tersebut dapat mengurangi peradangan, nyeri sendi, dan demam.

NSAID, seperti ibuprofen direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk nyeri sendi.

Efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan ibuprofen, meliputi:

  • Sembelit
  • Daire
  • Gas atau kembung
  • Pusing
  • Telinga berdenging

Ibuprofen dapat menyebabkan efek samping lain yang mungkin serius. Saat itu terjadi, Anda harus menghentikan penggunaan obat nyeri sendi ini dan segera berkonsultasi ke dokter.

Baca juga: 11 Obat untuk Mengatasi Diabetes dan Efek Sampingnya

2. Naproxen (Aleve)

Naproxen adalah jenis NSAID lainnya. Obat nyeri sendi ini bekerja dengan cara sama seperti ibuprofen, yaitu memblokir COX 1 dan 2.

Untuk nyeri sendi ringan hingga sedang, dosis yang diperlukan mungkin 220-550 mg setiap 12 jam.

Namun, tidak disarankan Anda mengkonsumsinya lebih dari 1.650 mg per hari dan menggunakan obat ini lebih dari 6 bulan.

Efek samping yang mungkin terjadi dari obat nyeri sendi ini meliputi:

  • Sembelit
  • Kembung
  • Rasa haus yang berlebihan
  • Sakit kepala atau pusing
  • Rasa kantuk
  • Kesulitan tidur
  • Kesemutan
  • Telinga berdenging
  • Masalah dengan pendengaran

Jika efek samping parah, Anda perlu hentikan penggunaan obat dan segera periksa ke dokter.

Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Pemicu Nyeri Sendi yang Harus Dihindari

3. Diklofenak topikal

Diklofenak topikal juga merupakan jenis NSAID, yang tersedia dalam bentuk oral dan topikal (oles).

NSAID topikal mungkin tidak bekerja dengan baik untuk semua orang, dengan tingkat efektivitas sekitar 10 persen.

Orang yang cenderung mendapat manfaat dari penggunaan obat nyeri sendi topikal ini adalah mereka yang:

  • Mengalami efek samping dari NSAID oral
  • Menderita radang sendi pada sendi yang lebih kecil
  • Memiliki risiko penyakit jantung atau faktor lain yang memengaruhi jantung
  • Berusia lebih dari 65 tahun

Diklofenak dapat menyebabkan efek samping. Jika gejala berikut ini parah atau menetap, seseorang harus menghubungi dokter:

  • Diare
  • Sembelit
  • Gas atau kembung
  • Sakit kepala atau pusing
  • Telinga berdenging

Baca juga: 10 Obat Tekanan Darah Tinggi dan Efek Sampingnya

4. Asetaminofen (Tylenol)

Asetaminofen bekerja membantu meredakan nyeri sendi dengan memblokir aktivitas COX 3.

Obat nyeri sendi ini cocok untuk orang dewasa dan anak-anak, tetapi Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat apa pun kepada anak-anak.

Dosis asetaminofen dapat bervariasi. Dosis untuk orang dewasa tersedia dalam bentuk tablet 325–500 mg.

Dosis untuk anak-anak tersedia sebagai berikut:

  • Larutan oral: 160 mg/5 mL
  • Tablet kunyah: 80–160 mg

Efek samping yang umum dari penggunaan obat nyeri sendi asetaminofen meliputi:

  • Sakit kepala
  • Mual
  • Ruam

Asetaminofen dapat menyebabkan efek samping lain yang mungkin serius.

Jika seseorang merasa tidak enak badan atau mengalami gejala yang tidak biasa, mereka harus menghentikan penggunaan asetaminofen dan segera menghubungi dokter.

Baca juga: 9 Obat-obatan Pemicu Nyeri Sendi yang Perlu Diwaspadai

Obat resep dokter

Jika obat nyeri sendi yang dijual bebas tidak mempan mengatasi kondisi Anda, dokter bisa memberikan resep.

Obat dengan resep dokter dapat bermanfaat tetapi cenderung memiliki risiko efek samping negatif yang lebih tinggi.

1. Tramadol (ConZip, Ultram)

Tramadol adalah obat resep yang membantu memblokir reseptor rasa nyeri di otak.

Beberapa ahli menganggap tramadol memiliki potensi penyalahgunaan dan ketergantungan yang lebih kecil dibandingkan opioid lainnya.

Ahli merekomendasikan penggunaan tramadol hanya untuk orang-orang tertentu, termasuk mereka yang:

  • Tidak mentolerir NSAID
  • Bukan kandidat yang baik untuk intervensi bedah
  • Tidak merespons obat terapi lain

Kemungkinan efek samping obat nyeri sendi ini bisa meliputi:

  • Rasa kantuk
  • Sakit kepala
  • Kegugupan
  • Gemetar tanpa disengaja
  • Kekencangan otot
  • Perubahan suasana hati
  • Maag
  • Gangguan pencernaan
  • Mulut kering

Jika efek samping berlangsung parah, Anda harus segera menghubungi dokter yang bersangkutan.

Baca juga: 8 Macam Obat Kolesterol Tinggi dan Efek Sampingnya bagi Kesehatan

2. Injeksi kortikosteroid

Suntikan kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri sendi.

Dokter sering merekomendasikan suntikan kortikosteroid untuk artritis reumatoid, tetapi jarang merekomendasikannya untuk penderita osteoartritis.

Suntikan ini mungkin bermanfaat bagi orang yang mengalami nyeri sendi parah dan tubuh mereka tidak menanggapi obat lainnya.

Seseorang biasanya membutuhkan 3-4 suntikan per tahun. Setiap suntikan dapat meredakan nyeri sendi selama beberapa bulan.

Namun, setelah dosis pertama mungkin dosis selanjutnya tidak seefektif atau bekerja dengan cepat.

Keuntungan steroid yang disuntikkan adalah karena dosisnya rendah, orang jarang mengalami efek samping.

Efek samping yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan, memburuknya gejala selama 24 jam, dan kemungkinan infeksi.

Banyak efek samping yang dapat ditimbulkan oleh steroid oral, sangat jarang terjadi akibat suntikan, seperti penambahan berat badan.

Anda harus menghentikan penggunaan obat dan berkonsultasi ke dokter yang bersangkutan, jika muncul efek samping parah atau berkelanjutan, seperti berikut:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Penyembuhan luka tertunda
  • Jerawat
  • Kulit tipis, rapuh, atau kering
  • Bercak ungu atau merah atau garis di bawah kulit
  • Lekukan kulit di tempat suntikan
  • Peningkatan lemak tubuh di berbagai area
  • Kesulitan tidur
  • Kebahagiaan yang tidak biasa
  • Perubahan suasana hati dan kepribadian yang ekstrem
  • Depresi
  • Peningkatan keringat
  • Kelemahan otot
  • Nyeri sendi
  • Menstruasi tidak teratur atau tidak ada
  • nafsu makan meningkat
  • Cegukan

Baca juga: 10 Obat Alami untuk Mengatasi Nyeri Sendi yang Perlu Diketahui

3. Injeksi lainnya

Meskipun dokter paling sering meresepkan suntikan kortikosteroid, tetapi ada beberapa obat suntik lain yang direkomendasikan:

  • Asam hialuronat
  • Iritan alami, sering kali berupa larutan gula, dalam prosedur yang disebut proloterapi
  • Plasma kaya trombosit
  • Serum terkondisi autologus
  • Sel punca

Perawatan lini pertama untuk nyeri sendi dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang mendasarinya dan pertimbangan kesehatan individu.

Untuk nyeri osteoartritis, Arthritis Foundation (AF) mencatat bahwa NSAID adalah pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi nyeri sendi.

Dalam ulasan 2019, peneliti mencatat bahwa NSAID oral memberikan pereda nyeri yang efektif dan membantu mengurangi peradangan pada penderita artritis reumatoid.

Namun, AF memperingatkan bahwa penggunaan NSAID jangka panjang dapat merusak lapisan lambung dan menyebabkan perdarahan gastrointestinal.

Obat-obatan ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung, sehingga seseorang tidak boleh menggunakannya lebih lama dari yang direkomendasikan dokter.

Jika tidak dapat mengonsumsi NSAID, Anda dapat mencoba mengkonsumsi asetaminofen.

Baca juga: 8 Obat Asam Urat dan Efek Sampingnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau