KOMPAS.com - Bagi orang Indonesia, nasi adalah makanan pokok. Bahkan, banyak dari mereka beranggapa bahwa makan tanpa nasi tidak akan membuat kenyang.
Di sisi lain, banyak juga yang percaya bahwa cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan tidak makan nasi.
Seperti diketahui, manfaat nasi adalah sebagai sumber karbohidrat. Namun, banyak orang menganggap nasi sebagai penyebab banyak penyakit, seperti diabetes dan obesitas.
Baca juga: Pentingnya Konsumsi Lemak yang Tepat untuk Menurunkan Berat Badan
Faktanya, nasi adalah bagian penting dari pola makan yang seimbang dan bergizi. Rendah lemak dan gula, mudah dicerna, bebas gluten dan sumber vitamin B yang baik.
Selain itu, sebagai salah satu makanan padat energi, beberapa varietas beras merupakan gudang nutrisi bermanfaat lainnya seperti magnesium, fosfor, mangan, selenium, dan zat besi.
Nasi adalah makanan berkarbohidrat tinggi yang menyediakan energi bagi tubuh. Serat dalam nasi membantu mengatur pencernaan, dan protein membantu membangun dan memperbaiki jaringan.
Selain itu, asam amino dalam nasi membantu memecah kandungan lemak yang tersimpan dalam tubuh.
Nasi juga mengandung vitamin B yang memainkan peran penting dalam metabolisme lemak dan mencegah kembung.
Mengkonsumsi nasi membantu menyeimbangkan kadar hormon, yang sangat penting dalam mengurangi lemak perut.
Nasi juga membantu mengatur resistensi leptin, mencegah individu makan berlebihan dan menambah berat badan.
Tak sedikti orang yang mendebatkan nilai gizi antara nasi merah dan nasi putih. Jika ingin menurunkan berat badan tanpa meninggalkan nasi, biasanya orang-orang lebih memilih konsumsi nasi merah.
Sebenarnya, nasi merah adalah nasi yang terbuat dari beras yang hanya dikupas lapisan luarnya saja.
Oleh karena itu, nasi merah mengandung nutrisi lebih banyak. Dengan kata lain, kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral dalam beras merah lebih tinggi daripada nasi putih.
Selai itu, nasi merah juga memiliki antioksidan yang lebih tinggi. Meski nutrisinya lebih tinggi, kansungan nutrisinya juga bisa berkurang akibat suhu dan waktu perendaman yag terlalu lama.
Di sisi lain, kandungan serat beras merah yang terlalu tinggi bisa memicu gangguan kesehatan bagi orang yang sudah memiliki masalah pencernaan.