KOMPAS.com - Penderita kanker rahim hamil masih mungkin terjadi, meski peluangnya cenderung kecil.
Mengutip Moffitt Cancer Center, peluang penderita kanker rahim hamil tergantung pada metode perawatan atau pengobatan penyakit ini.
Kanker rahim masuk dalam jenis kanker ginekologi, yang menyerang sistem reproduksi wanita secara langsung.
Baca juga: Penyebab Kanker Rahim dan Faktor Risikonya
Secara umum, kanker ginekologi bisa meningkatkan risiko infertilitas dari pada jenis kanker lainnya.
Kemudian, pengobatan kanker rahim yang paling umum adalah histerektomi.
Prosedur pembedahan ini melibatkan pengangkatan rahim dan leher rahim (serviks) wanita.
Beberapa wanita juga mendapatkan pengobatan salpingo-ooforektomi bilateral, yang mengangkat kedua ovarium dan kedua saluran tuba.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Rahim Stadium Awal yang Harus Diwaspadai
Akibat pasti dari pengobatan kanker rahim tersebut adalah infertilitas, yang membuat wanita tidak bisa hamil.
Pada dasarnya, fokus pengobatan kanker rahim adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Fertilitas adalah masalah sekunder yang diperhatikan.
Namun, pada sebagian besar kasus, kanker rahim didiagnosis pada wanita pascamenopause, sekitar usia 50 tahun.
Sebagian yang jarang terjadi, kanker rahim menyerang wanita usia subur.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Rahim Stadium I, II, III, dan IV
Mengutip National Library of Medicine, peluang penderita kanker rahim hamil masih ada dengan mempertimbangkan pengobatan yang bisa menjaga lingkungan intrauterine.
Ketika lingkungan intrauterine berubah, pembuahan menjadi sangat sulit untuk berhasil.
Lalu, pengobatan apa yang memberi peluang penderita kanker rahim hamil?