Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ivy Novenatha Karolina Tambun
Apoteker

Mahasiwa Magister Psikologi Sains Universitas Surabaya

Anak Kesulitan Makan, Deksametason, dan "Mom-shaming"

Kompas.com - 12/12/2022, 10:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BEBERAPA minggu lalu sebuah foto di media sosial mendapatkan banyak respons dari netizen. Foto itu menampilkan seorang balita berpipi amat gembul menggemaskan. Keterangan di bawah foto itu menyatakan, di Bulukumba, Sulawesi Selatan, sedang marak penggunaan vitamin gemuk atau penambah nafsu makan untuk anak yang dapat dibeli bebas secara daring.

Ternyata, produk yang diklaim sebagai vitamin/suplemen oleh penjual itu mengandung zat aktif kimia obat deksametason.

Deksametason merupakan salah satu obat keras golongan kortikosteroid yang telah lama digunakan untuk penanganan alergi serta penyakit autoimun seperti rematik dan lupus eritematosus sistemik (LES), kanker, nyeri- mual muntah setelah operasi, penyakit insufisiensi adrenal (addison’s disease), dan cushing syndrome.

Baca juga: Mengenal Deksametason yang Diklaim Ampuh Kurangi Angka Kematian Covid-19

Saat pandemi Covid-19, deksametason juga sering digunakan sebagai terapi pendamping untuk pengananan kasus gejala infeksi berat.

Obat- obat jenis kortikosteroid umumnya bertahan lama di dalam tubuh. Khusus untuk deksametason bertahan jauh lebih lama yaitu hingga 54 jam.

Jika digunakan dalam waktu jangka panjang, atau dalam dosis yang besar, deksametason dapat menimbulkan efek samping metabolik dan katabolik pada tulang, otot, jaringan ikat, saraf, saluran pencernaan, pertumbuhan dan paru-paru.  - (Ika Puspitasari/2020/Deksametason, Harus dalam Pengawasan Dokter).

Dalam kasus anak berpipi gembul di atas, efek samping yang timbul adalah penumpukan jaringan lemak di wajah atau sering disebut moon face.

Menurut Prof Dr Zullies Ikawati, Apt, Ketua Prodi Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM),  efek samping moon face dari deksametason dapat muncul pada penggunaan lebih dari satu bulan setiap hari pada dosis orang dewasa.

"Mom-shaming"

Terlepas dari pertanyaan lawas tentang pengawasan distribusi obat keras sampai dapat diperjualbelikan secara bebas, ada hal lain yang menarik dari beberapa komentar para netizen di bawah unggahan konten tersebut. Tidak sedikit yang mengaitkan kasus vitamin penambah nafsu makan itu dengan perilaku bullying pada ibu atau lebih popular dengan istilah mom-shaming.

Mom-shaming adalah mengkritik atau mempermalukan seorang ibu terkait dengan pola asuhnya. Hal itu kemudian membuat si ibu merasa bersalah, malu, atau menimbulkan perasaan tidak nyaman tentang pengasuhan yang digunakannya - (Dawenan, F Nurhayati, and Pravissi Shanti, 2021, “The Correlation Between Husbands’ Social Support and Anxiety in Mothers Who Have Experienced Mom-Shaming in Malang City”).

Dalam komentar unggahan tersebut, para netizen menyayangkan maraknya perilaku mom shaming yang diterima seorang ibu dari media sosialnya ketika mengunggah foto dan video tentang kegiatan anaknya, atau bahkan dari orang- orang terdekat seperti ibu mertua dalam kegiatan sehari- hari.

Baca juga: Alami Mom Shaming? Mintalah Dukungan Suami

Perilaku mom-shaming terjadi dengan berbagai cara, dapat dimulai dengan mengulik cara ibu memberi asupan gizi, cara ibu mengatur jam tidur, pilihan ibu antara menggunakan jasa pengasuh atau dititipkan di rumah mertua, termasuk juga pernyataan membanding-bandingkan kondisi berat badan anak.

Menurut Richard A Honaker, MD, FAAFP, dokter spesialis konsultan keluarga, para ibu masa kini menghadapi tekanan yang bisa membuat hormon mereka berfluktuasi dan memengaruhi neurotransmiternya. Ha itu kemudian dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.  

Ahli psikologi behavioristik, Skinner menyatakan, setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Manusia bukanlah organisme yang pasif tetapi aktif mencari konsekuensi yang menyenangkan/memberi kenyamanan sebagai respon atas rangsangan tersebut.

Perilaku mom-shaming yang kerap kali diterima ini dapat membuat para ibu mengalami kecemasan saat anak nafsu makan kurang atau rendah atau karena badannya lebih kurus dari anak lain seusianya. Hal itu memicu mereka mencari jalan pintas dengan penggunaan vitamin gemuk anak ketika ada orang lain yang merekomendasikannya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau