Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ivy Novenatha Karolina Tambun
Apoteker

Mahasiwa Magister Psikologi Sains Universitas Surabaya

Anak Kesulitan Makan, Deksametason, dan "Mom-shaming"

Kompas.com - 12/12/2022, 10:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Telah banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menginduksi peningkatan berat badan berlebih melalui peningkatan nafsu makan dan asupan energi atau efek anabolik negatif yang pada akhirnya dapat menyebabkan obesitas.

Bahkan berdasarkan hasil penelitian pada pasien anak dan remaja, disimpulkan bahwa deksametason merupakan obat golongan kortikosteroid yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan. Karena efek cepat yang secara keliru dianggap menyehatkan anak itu, seorang ibu akan merasa mendapat solusi atas kecemasannya, dan terus mengulangi pemberian vitamin gemuk anak, sesuai teori behavioristik Skinner, terlebih di saat anak melakukan gerakan tutup mulut (GTM).

GTM merupakan kondisi kesulitan makan atau menolak makan yang sering kali dialami anak pada tahun pertama usianya. Usia 6 – 9 bulan merupakan masa kritis dalam memperkenalkan makanan padat secara bertahap pada anak.

Menurut psikolog klinis anak, Aisyah Almas Silmina, MPsi, tahap pemberian makan adalah proses yang sensitif. Anak harus belajar makan karena dia butuh, bukan karena paksaan.

GTM merupakan suatu masa adaptasi normal yang dapat terjadi pada anak terkait perubahan asupan dari jenis cair ke padat. Jadi bukanlah suatu kondisi penyakit atau defisiensi yang memerlukan obat atau tambahan vitamin dari luar.

Baca juga: Mengenal 5 Jenis Mom Shaming dan Cara Menghadapinya

Yang anak butuhkan adalah lebih banyak perhatian dan kreativitas orang tua dalam memperkenalkan makanan pengganti air susu ibu (MPASI). Misalnya dengan menciptakan suasana menyenangkan saat makan agar kita bisa membangun kebiasaan makan yang sehat; memvariasikan makanan dengan bentuk, rasa, tekstur, dan peralatan makan yang berbeda. Cara ini bisa membuat anak belajar makan dengan menyenangkan.

Perlu disadari bahwa proses ini tidak mudah bagi seorang ibu. Hal itu sudah terjadi sejak zaman dahulu.

Mengatasi mom-shaming 

Richard A Honaker, MD, FAAFP menganjurkan tiga hal untuk mengatasi mom-shaming, yaitu mengkomunikasikan semua perasaan negatif kepada pasangan atau seseorang yang dapat dipercaya, meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga, dan berkonsultasi dengan seorang konsultan keluarga atau psikolog bila diperlukan.

Support system yang baik dari suami, maupun dari anggota keluarga terdekat dapat memenuhi kebutuhan kesejahteraan mental (psychological well-being) ibu dalam menjalankan peran penting tersebut.

Perlu diingat bahwa tidak ada standar cara pengasuhan terbaik bagi anak yang dapat digeneralisasikan. Kita perlu mengenali adanya perilaku mom shaming di sekitar kita sehingga mampu membentengi diri sendiri atau orang- orang yang kita kasihi, sekaligus menghindari diri kita sendiri melakukan perilaku tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau