Beberapa gejala sindrom overtraining yang paling umum meliputi:
Atlet senior berisiko mengalami frustrasi dan ingin menyerah sebelum mencapai performa puncaknya akibat sindrom overtraining.
Sementara itu, atlet muda atau orang yang baru senang berolahraga bisa menjadi putus asa dan malas kembali workout.
Untuk itu, apabila mengenali atau merasakan gejala overtraining, segeralah berkonsultasi dengan trainer kebugaran Anda.
Baca juga: 5 Makanan Bergizi yang Sebaiknya Dikonsumsi Sebelum Olahraga
Setiap orang perlu menyiapkan beragam variasi latihan dan meluangkan wkatu untuk pemulihan agar tidak mengalami sindrom overtraining.
Selain itu, berikut beberapa cara mencegah sindrom overtraining yang perlu Anda ketahui:
Orang yang sedang berolahraga tak selalu merasakan hal-hal positif. Kadang kala, mereka pun merasa depresi, lelah, atau marah akibat latihan yang intensif.
Begitu Anda mulai merasakan perasaan negatif, segeralah berhenti dan luangkan waktu untuk pemulihan.
Anda juga perlu memantau detak jantung, baik ketika latihan maupun saat sedang istirahat.
Memantau detak jantung dapat dilakukan secara manual dengan mengukur denyut nadi selama 60 detik setelah bangun tidur atau menggunakan oximeter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.