KOMPAS.com - Menjauhi alkohol adalah hal yang sering dianjurkan oleh pakar kesehatan.
Selain bisa menyebabkan masalah medis, alkohol juga bisa merusak diet Anda. Meskipun Anda telah melakukan diet ketat, sedikit saja konsumsi alkohol bisa membuat impian Anda untuk memiliki tubuh ideal semakin sulit didapatkan.
Sebab. alkohol mengandung tujuh kalori per gram, di mana lebih tinggi daripada karbohidrat dan lemak.
Bahkan, segelas alkohol memiliki kalori yang lebih besar daripada satu porsi es krim.
Baca juga: 9 Penyebab Gagal Ginjal Kronis yang Perlu Diwaspadai
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa alkohol dapat menjadi faktor risiko obesitas bagi sebagian orang, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Berikut beberapa faktor yang membuat alkohol bisa memicu naiknya berat badan:
Minuman beralkohol tinggi kalori. Untuk sebagian besar bentuk alkohol, dua gelas alkohol mengandung sekitar 250 hingga 300 kalori.
Jumlah tersebut telah mencapai 12 persen dari asupan kalori harian yang direkomendasikan untuk pria atau sekitar 15 persen dari asupan kalori harian yang direkomendasikan untuk wanita.
Selain itu, zat aditif dan campuran yang ditambahkan ke banyak minuman beralkohol mengandung kalori, karbohidrat, dan gula ekstra.
Kalori dari alkohol adalah kalori kosong, artinya tidak memiliki nilai gizi. Oleh karena itu, minuman beralkohol memberi tubuh Anda banyak kalori tersembunyi, hampir tidak ada nutrisi untuk mendukungnya.
Hati berperan sebagai penyaring zat apa pun yang masuk ke tubuh dan membantu memetabolisme lemak, protein, serta karbohidrat.
Namun, minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan perlemakan hati, yang memengaruhi cara tubuh memetabolisme lemak dan karbohidrat serta mempersulit penurunan berat badan.
Hormon sangat penting untuk berfungsinya tubuh dan minum alkohol juga dapat merusak fungsi yang terkait dengan beberapa hormon.
Misalnya, kortisol terkait dengan penambahan berat badan karena merangsang rasa lapar dan memengaruhi metabolisme.
Alkohol juga dapat menyebabkan peningkatan sekresi kortisol dalam tubuh dan ketidakseimbangan hormon reproduksi lainnya seperti estrogen dan testosteron, yang juga berperan dalam pembentukan otot, penyimpanan lemak, dan metabolisme.