Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bayushi Eka Putra
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Cardiology and Vascular Medicine Resident in National Heart Centre Harapan Kita

Serangan Jantung di Usia Muda

Kompas.com - 13/02/2023, 12:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Dok, mungkin enggak sih usia pasien di bawah 35 tahun bisa mengalami serangan jantung?” tanya seorang pasien yang berusia masih 25 tahun.

Beliau khawatir karena orangtuanya mengalami serangan jantung pada saat masih berusia 35 tahun.

Sebagian besar serangan jantung diasosiasikan dengan penyakit pada usia senja. Karena memang benar bahwa pasien berusia di atas 65 tahun yang biasanya punya risiko terkena penyakit jantung.

Namun, tidak hanya pasien usia tua yang punya risiko mengalami serangan jantung. Pasien yang masih muda pun memiliki risiko terjadinya serangan jantung, bahkan pada awal usia 20 tahun, meskipun sangat jarang terjadi.

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, hanya sekitar 4 persen semua serangan jantung terjadi pada orang yang berusia di bawah 45 tahun.

Meski angka ini rendah, namun risiko yang ditimbulkan sangat besar karena serangan jantung pada usia muda cenderung lebih mematikan daripada serangan jantung pada usia tua.

Penyebabnya apa?

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan serangan jantung pada usia muda. Salah satunya adalah faktor genetik.

Studi menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga yang menderita serangan jantung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.

Faktor lainnya termasuk penyakit jantung bawaan, kelainan darah, dan gangguan metabolisme, seperti diabetes.

Selain itu gaya hidup tidak sehat seperti merokok, makanan yang tidak sehat, kurang olahraga, dan tekanan darah tinggi.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa faktor psikososial seperti depresi dan stres juga dapat memengaruhi risiko serangan jantung pada usia muda.

Namun, bahkan orang yang sehat secara umum tetap dapat mengalami serangan jantung pada usia muda karena efek dari peranan genetik yang disebutkan di atas.

Apabila keluarga pasien mengalami serangan jantung, apakah pasien tersebut berpotensi mengalami serangan jantung juga?

Persentase risiko seseorang terkena penyakit jantung pada usia muda karena faktor keturunan bervariasi tergantung pada jumlah anggota keluarga yang terkena.

Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation pada 2018, risiko seseorang mengalami penyakit jantung meningkat seiring dengan jumlah anggota keluarga yang terkena penyakit tersebut pada usia muda:

  • Jika tidak ada anggota keluarga yang terkena: risiko relatif sebesar 1 (baseline)
  • Jika satu orang tua terkena: risiko relatif sekitar 1,5-2 kali lipat orang normal
  • Jika dua orang tua terkena: risiko relatif sekitar 3-4 kali lipat orang normal
  • Jika satu saudara kandung terkena: risiko relatif sekitar 1,5-2 kali lipat orang normal
  • Jika dua saudara kandung terkena: risiko relatif sekitar 3-4 kali lipat orang normal
  • Jika anak terkena: risiko relatif sekitar 1,5-2 kali lipat orang normal

Gejalanya sama?

Gejala serangan jantung pada usia muda dapat berbeda dari gejala yang terlihat pada orang yang lebih tua.

Pada orang yang lebih tua, serangan jantung seringkali terkait dengan rasa nyeri dada, sesak napas, dan nyeri di bagian lengan kiri.

Namun, pada orang yang lebih muda, gejala dapat lebih samar dan tidak terkait langsung dengan rasa nyeri dada.

Beberapa gejala yang dapat terjadi meliputi rasa lelah yang berlebihan, detak jantung tidak teratur, dan pingsan.

Karena gejala yang tidak khas dan kejadiannya sangat jarang, seringkali penanganan menjadi terlambat karena proses diagnosis penyakit baik dari sisi pasien ataupun tim medis seringkali tidak mudah dan tentu tidak langsung berpikir ke masalah jantung.

Bagaimana pencegahannya?

Sebagai upaya mencegah terjadinya serangan jantung pada usia muda, sangat penting untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat.

Ini termasuk menghindari merokok, makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengontrol faktor risiko yang terkait dengan kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.

Selain itu, orang yang memiliki faktor risiko yang lebih tinggi, seperti riwayat keluarga atau kelainan jantung bawaan juga harus lebih aware dengan melakukan pemeriksaan berkala.

Apa saja yang perlu diperiksa? Kapan? Berikut rekomendasi umum untuk pemeriksaan jantung:

  • Usia 20-30 tahun: pemeriksaan risiko faktor kardiovaskular (seperti hipertensi, obesitas, merokok), pemeriksaan kolesterol darah lengkap, serta pemeriksaan EKG
  • Usia 30 tahun ke atas: pemeriksaan risiko faktor kardiovaskular, pemeriksaan EKG, pengukuran kadar kolesterol, treadmill test, serta pemeriksaan gula darah puasa dan gula darah 2 jam pascamakan

Seberapa sering diulang? Bila kondisinya stabil dan tidak ada masalah, untuk usia 20-30 tahun dapat diulang setiap 2-3 tahun.

Sedangkan pada pasien dengan usia 30 tahun ke atas dapat diulang setiap 1-2 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com