Tidak seperti orang dewasa, sebagian besar kelenjar keringat pada bayi terletak di kepala. Kelenjar keringat berkembang pertama di kulit kepala dan kemudian di dahi.
Kelenjar keringat di telapak tangan, telapak kaki, dan ketiak berkembang seiring pertumbuhan si kecil.
Karena itu, tak heran jika bayi berkeringat di kepala saat tidur. Tetesan air keringat itu lantas mengalir di dahi dan kulit kepala.
Demam akibat flu atau infeksi lainnya bisa membuat tubuh bayi panas dingin. Kondisi ini memicu keringat keluar pada malam hari.
Bayi yang mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi demam seperti acetaminophen juga bisa menyebabkan demam.
Sekitar 3 persen bayi mengalami gangguan tidur yang dinamakan sleep apnea. Masalah ini jamak ditandai dengan bayi mendengkur atau sulit bernapas saat tidur.
Sleep apnea juga memicu bayi berkeringat pada malam hari saat tidur.
Baca juga: Tanda-tanda Keringat Berlebihan Tidak Normal, Apakah Anda Memilikinya?
Hiperhidrosis adalah kondisi ketika anak-anak mengeluarkan keringat berlebih. Ciri-ciri hiperhidrosis pada anak yaitu:
Mengeluarkan keringat secara konstan di area tubuh tertentu, seperti kepala, ketiak, hingga telapak tangan
Volume cairan keringat meningkat saat berada di lingkungan yang panas.
Dilansir dari laman RS Kariadi, penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi karena adanya gangguan pada proses pembentukan dan perkembangan jantung sejak bayi di dalam kandungan.
PJB dapat diketahui sejak bayi dalam kandungan atau setelah dilahirkan. Salah satu gejala PJB pada janin adalah detak jantung yang tidak beraturan (aritmia).
Kemudian, pada bayi yang sudah lahir umumnya mengalami gejala berupa sering keringat dingin (bisa terjadi saat tidur), merasa kelelahan dan susah bernapas, terutama saat menyusu, hingga kebiruan pada bibir, kulit atau jari-jari.
Baca juga: 7 Fungsi Keringat bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui
Penyebab bayi berkeringat di malam hari umumnya karena suhu yang panas, pakaian berlapis, hingga posisi tidur yang kurang nyaman.
Selain itu, bayi berkeringat saat tidur bisa juga dipicu oleh kondisi medis, seperti demam, hiperhidrosis, hingga penyakit jantung bawaan (PJB).