Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Penyebab Bayi Berkeringat Saat Tidur, Kapan Perlu ke Dokter?

Kompas.com - 14/03/2023, 19:01 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orangtua mungkin khawatir melihat bayi berkeringat saat tidur. Terlebih, keringat sering membuat si kecil basah kuyup hingga perlu berganti pakaian.

Keringat yang mengalir di tubuh bayi bisa saja mengakibatkan mereka merasa tak nyaman. Namun, keringat malam pada si kecil umumnya normal dan tidak selalu disebabkan oleh masalah medis tertentu.

Baca juga: Keringat Berlebihan pada Anak, Apakah Berbahaya?

Simak penjelasan berikut untuk mengetahui apa saja penyebab bayi berkeringat di malam hari dan kapan perlu ke dokter?

Apa penyebab bayi berkeringat saat tidur?

Bayi memiliki kelenjar keringat yang baru aktif setelah usianya menginjak 2 minggu. Hal ini, membuat bayi dapat mengeluarkan keringat seperti orang dewasa, termasuk saat tidur.

Dilansir dari MomJunction pada Selasa (14/2/2023), berikut 11 penyebab bayi berkeringat saat tidur yang perlu diketahui orangtua:

  • Menangis berlebihan sebelum tidur

Bayi yang menangis sebelum tidur cenderung merasa sangat lelah. Hal ini menyebabkan keringat keluar lebih banyak dari biasanya.

Keringat tersebut bisa mereda setelah bayi tenang. Namun, pada beberapa kasus, cairan eskresi itu tetap keluar, meski anak sudah terlelap.

Baca juga: Cara Mengatasi Keringat Berlebihan pada Anak, Orangtua Perlu Tahu

  • Posisi tidur kurang nyaman

Di awal-awal kehidupannya, bayi belum bisa banyak bergerak. Hal ini bisa menyebabkan mereka berada di posisi yang sama dalam beberapa jam.

Area yang ditiduri bayi akan lebih panas, sehingga memicu keringat berlebihan.

Anda dapat mencegah ketidaknyamanan pada si kecil dengan rutin memindah posisi tidurnya. Anda sebaiknya juga menjauhkan bantal, mainan, selimut, agar bayi tidak merasa kepanasan.

  • Suhu ruangan terlalu panas

Suhu ruangan tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada si kecil. Dan berkeringat merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap suhu yang panas.

Selain keringat, peningkatan suhu juga menyebabkan kulit bayi kemerahan.

  • Terlalu banyak lapisan pakaian

Bayi yang menggunakan pakaian berlapis berisiko merasa gerah dan berkeringat saat tidur.

Suhu yang panas bisa mengakibatkan sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Karena itu, orangtua perlu memberikan pakaian yang sesuai dengan cuaca.

Pastikan untuk memberi pakaian berbahan katun yang menyerap keringat dan mengganti bajunya tanpa menunggu basah kuyup.

Baca juga: Gampang Berkeringat Saat Beraktivitas, Waspadai Gejala Hiperhidrosis

  • Lokasi kelenjar keringat

Tidak seperti orang dewasa, sebagian besar kelenjar keringat pada bayi terletak di kepala. Kelenjar keringat berkembang pertama di kulit kepala dan kemudian di dahi.

Kelenjar keringat di telapak tangan, telapak kaki, dan ketiak berkembang seiring pertumbuhan si kecil.

Karena itu, tak heran jika bayi berkeringat di kepala saat tidur. Tetesan air keringat itu lantas mengalir di dahi dan kulit kepala.

  • Demam

Demam akibat flu atau infeksi lainnya bisa membuat tubuh bayi panas dingin. Kondisi ini memicu keringat keluar pada malam hari.

Bayi yang mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi demam seperti acetaminophen juga bisa menyebabkan demam.

  • Sleep apnea

Sekitar 3 persen bayi mengalami gangguan tidur yang dinamakan sleep apnea. Masalah ini jamak ditandai dengan bayi mendengkur atau sulit bernapas saat tidur.

Sleep apnea juga memicu bayi berkeringat pada malam hari saat tidur.

Baca juga: Tanda-tanda Keringat Berlebihan Tidak Normal, Apakah Anda Memilikinya?

  • Hiperhidrosis

Hiperhidrosis adalah kondisi ketika anak-anak mengeluarkan keringat berlebih. Ciri-ciri hiperhidrosis pada anak yaitu:

Mengeluarkan keringat secara konstan di area tubuh tertentu, seperti kepala, ketiak, hingga telapak tangan

Volume cairan keringat meningkat saat berada di lingkungan yang panas.

  • Penyakit jantung bawaan (PJB)

Dilansir dari laman RS Kariadi, penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi karena adanya gangguan pada proses pembentukan dan perkembangan jantung sejak bayi di dalam kandungan.

PJB dapat diketahui sejak bayi dalam kandungan atau setelah dilahirkan. Salah satu gejala PJB pada janin adalah detak jantung yang tidak beraturan (aritmia).

Kemudian, pada bayi yang sudah lahir umumnya mengalami gejala berupa sering keringat dingin (bisa terjadi saat tidur), merasa kelelahan dan susah bernapas, terutama saat menyusu, hingga kebiruan pada bibir, kulit atau jari-jari.

Baca juga: 7 Fungsi Keringat bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui

Penyebab bayi berkeringat di malam hari umumnya karena suhu yang panas, pakaian berlapis, hingga posisi tidur yang kurang nyaman.

Selain itu, bayi berkeringat saat tidur bisa juga dipicu oleh kondisi medis, seperti demam, hiperhidrosis, hingga penyakit jantung bawaan (PJB).

Kapan perlu ke dokter?

Orangtua mungkin dapat mengatasi keringat berlebih pada bayi dengan menjaga suhu ruangan tetap sejuk, mengenakan pakaian yang nyaman, hingga mencukupi cairan si kecil.

Namun, Anda perlu berkonsultasi dengana dokter jika cara tersebut tidak berhasil meredakan keringat.

Selain itu, ayah atau ibu sebaiknya segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika mencurigai penyebab bayi berkeringat saat tidur adalah kondisi medis tertentu.

Terlebih, jika muncul tanda-tanda berikut:

  • Suhu tubuh si kecil melebihi 38 derajat celsius
  • Bayi mendengkur, terengah-engah, atau susah bernapas saat tidur
  • Bayi tidak mengalami pertambahan berat badan secara normal.

Setelah mengetahui penyebab bayi berkeringat saat tidur dan kapan perlu ke dokter, orangtua sebaiknya lebih awas atau memperhatikan si kecil, termasuk saat mereka terlelap.

Baca juga: 4 Penyebab Biang Keringat pada Bayi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com