Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Virus Marburg, Asal Usul, Gejala, dan Penularannya

Kompas.com - 29/03/2023, 15:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Terakhir pada Februari 2023, ada 1 kasus konfirmasi, 6 kasus suspek, 4 kasus probable, dengan 11 kematian terkait penyakit ini di Guinea Ekuatorial.

Pada Maret 2023, Tanzania turut melaporkan ada 8 kasus konfirmasi dengan 5 kematian terkait penyakit ini.

Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya

Bagaimana gejala virus marburg?

Gejala virus marburg yang sering dilaporkan di antaranya:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala parah
  • Badan sangat lemas
  • Nyeri otot atau badan terasa sakit
  • Diare
  • Sakit perut atau kram perut
  • Mual dan muntah
  • Mata cekung
  • Ruam tapi tidak parah

Gejala virus marburg di atas biasanya muncul secara tiba-tiba. Sedangkan diare dapat bertahan selama seminggu.

Gejala virus marburg yang parah bisa dikenali dari munculnya pendarahan dari hidung (mimisan), gusi, dan vagina. Penderita juga bisa mengalami muntah darah atau BAB berdarah.

Dalam kasus yang parah, kematian biasanya terjadi antara hari ke 8 sampai 9 setelah tanda awal penyakit dan pendarahan gejala virus marburg muncul.

Penderita bisa merasakan gejala virus marburg selang 2-21 setelah tertular penyakit ini.

Baca juga: Mengenal Sejarah Virus Ebola dan Asal-usulnya

Bagaimana penularan virus marburg?

Virus marburg menular lewat darah dan cairan tubuh, termasuk urine, air liur, keringat, kotoran BAB, bekas muntahan, ASI, cairan dari penis atau vagina dari penderita yang masih hidup atau meninggal dunia.

Biang penyakit ini juga menyebar lewat alat-alat seperti pakaian, tempat tidur, alat makan, jarum suntik, atau alat medis yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh penderita infeksi virus marburg.

Ada juga potensi penularan dari hewan ke manusia lewat kontak dengan darah dan cairan tubuh seperti air liur, tinja, dan urine hewan yang terinfeksi virus ini.

Setelah menyimak apa itu virus marburg, asal usul, gejala, sampai penularannya lewat penjelasan di atas, Anda bisa lebih meningkatkan kewaspadaan dengan penyakit menular ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau