Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menggambar Alam-Benda Mereduksi Delusi

Kompas.com - 13/04/2023, 16:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh karena itu, proses pelatihan menggambar alam-benda mendekatkan individu pada realita, karena ia menggambarkan hal nyata yang ada di hadapannya.

Ia tidak melibatkan angan-angan atau fantasi tentang bentuk serta kedudukan benda-benda tersebut. Alasan inilah yang kemudian dijadikan landasan pertimbangan untuk melatih individu membatasi daya fantasi dan sebaliknya lebih mendekatkan diri dengan realita.

Dalam konteks kesehatan mental banyak ditemukan keluhan pasien yang diselimuti dengan fantasi berlebihan, bahkan seringkali keliru dan salah satunya adalah bentuk delusi.

Delusi adalah kesalahan persepsi atas diri sendiri dengan menganggap diri sebagai sosok lain, misalnya individu menganggap dirinya superman.

Delusi dikenal dengan istilah lain sebagai waham. Bentuk-bentuk delusi atau waham meliputi waham kejaran (delusi paranoia), waham kebesaran (delusi grandiosa), waham seksual (erotomania) dan ragam bentuk waham aneh lain (bizzare delusions).

Delusi paranoia atau waham kejaran dialami individu yang merasa dipersekusi, padahal sama sekali tidak ada yang mempersekusinya.

Delusi grandiose atau waham kebesaran, yakni individu merasa dirinya memiliki kemampuan luar biasa seperti superman, atau yang sering ditemui bahwa mereka menganggap dirinya memiliki kesaktian tertentu.

Erotomania adalah bentuk delusi yang melibatkan fantasi seksual tertentu, misalnya, individu merasa melakukan hubungan seksual dengan artis tertentu.

Adapun delusi aneh lain, misalnya, individu merasa dirinya mampu melakukan perubahan bentuk (ber-metamorfosa menjadi mahluk lain).

Pasien delusi

Pada salah satu studi kasus di salah satu rumah sakit jiwa (RSJ) di Jakarta ada seorang laki-laki (X, 28 tahun berpendidikan S1, anak ke dua dari dua bersaudara) menderita delusi erotomania.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com