KOMPAS.com - Kurangnya aktivitas fisik dalam keseharian sekilas sepele tapi dampaknya bisa berbahaya. Kurang gerak ternyata bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit serius.
Untuk diketahui, kurang gerak termasuk perilaku sedentari. Menurut Kementerian Kesehatan, sedentari adalah segala jenis kegiatan di luar tidur yang mengeluarkan kalori minim atau kurang dari 1,5 METs.
Contoh sedentari atau kurang gerak di antaranya rebahan atau duduk dalam waktu lama seperti saat menonton TV, main game, sampai duduk terlalu lama saat bekerja atau belajar.
Nah, sebelum menyimak beberapa penyakit yang diakibatkan kurang gerak, ada baiknya Anda mempelajari dulu bagaimana apa yang terjadi jika kita kurang gerak.
Baca juga: Hati-hati, Ini 5 Tanda Tubuh Kurang Gerak
Dilansir dari TheHeartFoundation, tubuh bisa mengalami perubahan keadaan hormon sampai metabolisme ketika kurang bergerak.
Saat kurang bergerak, proses metabolisme lemak dan gula di dalam tubuh jadi ikut melambat. Kondisi ini dipengaruhi enzim untuk memecah lemak dan gula bisa turun secara signifikan, sampai sekitar 90 persen.
Kurang gerak juga bisa membuat aliran darah juga bisa turut melambat. Kondisi ini membuat asam lemak menumpuk di pembuluh darah.
Saat tubuh jarang bergerak, peradangan di dalam tubuh bisa sering muncul sehingga hormon di dalam tubuh menjadi tidak seimbang.
Selain itu, tubuh kita tersusun dari otot dan otot yang idealnya terus digerakkan juga jadi tidak terlatih ketika kita kurang gerak.
Beberapa perubahan kondisi di atas apabila terjadi secara berkepanjangan bisa memicu beberapa penyakit berbahaya.
Baca juga: Selain Mager, Berikut 4 Bahaya Kebiasaan Bangun Tidur Langsung Main HP
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.