Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bahaya yang Mengintai saat Konsumsi Daging Babi

Kompas.com - 02/05/2023, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Bagi beberapa orang, daging babi adalah sebuah kenikmatan tersendiri.

Yah, daging babi termasuk dalam kelompok dagging merah yang memiliki protein tinggi.

Dalam 100 gram daging babi mengandung sekitar 25,7 gram protein.

Baca juga: Saat Dedi Mulyadi Menangis Lihat Kerusakan Alam di Puncak Bogor...

Akan tetapi, kandungan lemak dan kalori daging babi juga tinggi. Dalam jumlah yang sama. Kalori dalam daging babi mencapai 297, sedangkan kandungan lemaknya mencapai 20,8 gram.

Bahaya konsumsi daging babi

Sama halnya dengan daging merah lainnya, daging babi juga bisa diolah menjadi menu lezat, seperti babi kecap, babi guling, atau digoreng hingga renyah.

Meski nikmat, daging babi juga memiliki banyak dampak negatif untuk kesehatan. Berikut bahaya makan daging babi:

Baca juga: Respons Melly Mono Tahu Namanya Ramai Disebut Jadi Inspirasi Lagu "Yang Terdalam" Ciptaan Ariel NOAH

  • Mengandung parasit

Jika diolah kurang matang atau mentah, daging babi bisa memicu infeksi parasit.

Daging babi mengandung cacing pita yang dikenal dengan nama Taenia solium. Parasit tersebut bisa menyerang usus.

Meski tidak berbahaya, tetapi parasit tersebut juga bisa memicu penyakit sistiserkosis yang memicu epilepsi.

Baca juga: Kenaikan Pangkat Mayor Teddy Jadi Letkol Dinilai Janggal

Makan daging babi mentah atau setengah matang juga dapat menyebabkan trichinosis, infeksi cacing gelang parasit yang disebut Trichinella.

Meskipun gejala trikinosis biasanya ringan, namun bisa menjadi serius — bahkan fatal — terutama pada orang lanjut usia.

  • Hepatitis E

Risiko ini palong rentan terjadi jika Anda mengonsumsi bagian hati babi. Di negara maju, hati babi menjadi penular heatitis E berbasis makanan paling tinggi.

Baca juga: Lihat Jembatan Gantung Wisata di Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Itu yang Paling Melanggar...

Dan di Inggris, hepatitis E bisa ditularkan melalui sosis babi, hati babi, dan di rumah pemotongan babi. Hal ini menunjukkan potensi paparan yang meluas di kalangan konsumen babi.

Sebagian besar kasus hepatitis E bisa terjadi tanpa gejala, tetapi wanita hamil dapat mengalami reaksi keras terhadap virus tersebut, termasuk hepatitis fulminan (gagal hati onset cepat) dan risiko tinggi kematian ibu dan janin.

  • Risiko infeksi bakteri

Daging babi yang tidak diolah atau dimasak dengan benar dapat mengandung mikroorganisme berbahaya dan menimbulkan risiko infeksi.

Baca juga: Jawaban Lucu Ganjar Saat Ditanya Puan di Ceramah Masjid Kampus UGM

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau