KOMPAS.com - Bagi beberapa orang, daging babi adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Yah, daging babi termasuk dalam kelompok dagging merah yang memiliki protein tinggi.
Dalam 100 gram daging babi mengandung sekitar 25,7 gram protein.
Akan tetapi, kandungan lemak dan kalori daging babi juga tinggi. Dalam jumlah yang sama. Kalori dalam daging babi mencapai 297, sedangkan kandungan lemaknya mencapai 20,8 gram.
Sama halnya dengan daging merah lainnya, daging babi juga bisa diolah menjadi menu lezat, seperti babi kecap, babi guling, atau digoreng hingga renyah.
Meski nikmat, daging babi juga memiliki banyak dampak negatif untuk kesehatan. Berikut bahaya makan daging babi:
Jika diolah kurang matang atau mentah, daging babi bisa memicu infeksi parasit.
Daging babi mengandung cacing pita yang dikenal dengan nama Taenia solium. Parasit tersebut bisa menyerang usus.
Meski tidak berbahaya, tetapi parasit tersebut juga bisa memicu penyakit sistiserkosis yang memicu epilepsi.
Makan daging babi mentah atau setengah matang juga dapat menyebabkan trichinosis, infeksi cacing gelang parasit yang disebut Trichinella.
Meskipun gejala trikinosis biasanya ringan, namun bisa menjadi serius — bahkan fatal — terutama pada orang lanjut usia.
Risiko ini palong rentan terjadi jika Anda mengonsumsi bagian hati babi. Di negara maju, hati babi menjadi penular heatitis E berbasis makanan paling tinggi.
Dan di Inggris, hepatitis E bisa ditularkan melalui sosis babi, hati babi, dan di rumah pemotongan babi. Hal ini menunjukkan potensi paparan yang meluas di kalangan konsumen babi.
Sebagian besar kasus hepatitis E bisa terjadi tanpa gejala, tetapi wanita hamil dapat mengalami reaksi keras terhadap virus tersebut, termasuk hepatitis fulminan (gagal hati onset cepat) dan risiko tinggi kematian ibu dan janin.
Daging babi yang tidak diolah atau dimasak dengan benar dapat mengandung mikroorganisme berbahaya dan menimbulkan risiko infeksi.
Ini juga berlaku untuk produk daging babi yang dimasak dan kemudian dibiarkan terbuka dalam waktu yang cukup lama.
Beberapa patogen yang sering terdapat pada daging babi antara lain Listeria, E. coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus. Bakteri ini terutama ditemukan pada daging babi mentah.
Yersinia enterocolitica adalah bakteri lain yang menyebabkan infeksi jenis gastroenteritis, yang paling sering terjadi akibat memakan produk daging babi mentah atau setengah matang.
Bakteri tersebut bahkan dapat bertahan hidup saat daging disimpan dalam lemari es.
Dalam laman Healthline, disebutkan bahwa daging babi adalah mengandung zat karsinogenik terbesar karena kandungan nitrit dan nitratnya yang tinggi, terutama pada daging bai yang digoreng atau diolah menjadi sosis.
Selain itu, daging babi juga tinggi lemak yang dapat mengubah vitamin c menjadi nitrosamin (zat pemicu kanker).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.