Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2023, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Anak bayi baru lahir dapat mengalami ruam dengan karakteristik seperti lupus, yang disebut sebagai lupus neonatal.

Mengutip Medical News Today, lupus neonatal terjadi sebagai reaksi terhadap antibodi autoimun yang masuk ke janin.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lupus?

Jenis lupus ini bukanlah penyakit lupus versi bayi, terlepas dari namanya.

Tingkat keparahan penyakit ini bisa menyebabkan anak mengalami ruam ringan hingga penyumbatan jantung yang mengancam jiwa.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang lupus neonatal, pengertian, penyebab, dan tanda-tandanya.

Baca juga: 4 Jenis Penyakit Lupus dan Ciri-cirinya yang Harus Diwaspadai

Apa itu lupus neonatal?

Dikutip dari MedicineNet, lupus neonatal adalah kondisi autoimun langka yang didapat anak dari dalam kandungan (kongenital).

Ibu dari bayi yang terkena sering kali tidak menderita lupus.

Namun, ibu ini membawa antibodi tertentu yang menyerang sel-sel dalam tubuh dan dapat menyebabkan beberapa gejala dan komplikasi pada bayi.

Meskipun perkiraan rasio yang tepat tidak tersedia, para peneliti percaya bahwa kondisi ini sangat langka dan mempengaruhi sekitar 1 dari setiap 20.000 bayi.

Bayi yang terkena penyakit autoimun ini biasanya akan memunculkan ciri-ciri lupus, seperti ruam merah dan masalah jantung.

Oleh karena itu, kondisi ini dikenal juga dengan nama lupus eritematosus neonatus, penyumbatan jantung bawaan, atau sindrom lupus neonatus.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Lupus Kulit yang Perlu Diperhatikan

Apa penyebab lupus neonatal?

Dikutip dari Medical News Today, lupus neonatus adalah kondisi yang didapat dan ditularkan oleh individu hamil ke janin yang sedang berkembang.

Penyebab lupus neonatal adalah proses alami yang secara tidak sengaja memasukkan autoantibodi ke janin yang sedang berkembang.

Selama kehamilan, orang hamil mengirimkan beberapa zat ke janin untuk membantu perkembangannya, termasuk antibodi.

Antibodi merupakan bagian dari sistem pertahanan alami tubuh atau sistem kekebalan tubuh.

Zat kimia tersebut memainkan peran penting dalam membantu melawan bakteri, virus, dan antigen lain yang bersentuhan dengan seseorang.

Dalam kasus lupus neonatal, autoantibodi individu ibu hamil berpindah ke janin.

Autoantibodi berkembang pada ibu hamil karena kelainan autoimun, seperti penyakit Sjögren, rheumatoid arthritis, atau lupus.

Autoantibodi ini menyerang dan merusak sel sehat.

Antibodi paling umum yang berkaitan dengan lupus neonatal, meliputi antibodi anti-Ro/SSA, antibodi anti-La/SSB, atau keduanya.

Baca juga: Kenali Apa Itu Lupus Eritematosus Sistemik

Apa saja tanda-tanda lupus neonatal?

Dikutip dari MedicineNet, tanda-tanda lupus neonatal yang paling umum meliputi:

  • Lesi kulit berwarna merah seperti cincin menyerupai ruam yang terkait dengan lupus eritematosus sistemik
  • Plak eritematosa yang dominan pada kulit kepala, leher, atau wajah, tetapi dapat muncul pada badan atau anggota gerak (ekstremitas).
  • Ruam bersifat sementara dan sering berkembang selama beberapa minggu pertama kehidupan anak (sekitar enam minggu setelah lahir)
  • Pola mata rakun: kondisi munculnya lingkaran hitam besar di sekitar mata
  • Sensitivitas abnormal terhadap sinar matahari (fotosensitifitas)
  • Penyumbatan jantung bawaan

Lupus neonatal dimulai sebelum kelahiran ketika autoantibodi ini mencapai bayi melalui plasenta.

Umumnya, kondisi tersebut berakhir dalam beberapa bulan pertama kehidupan karena autoantibodi menghilang dari sistem bayi.

Baca juga: Tips Kesehatan untuk Penderita Penyakit Lupus

Namun lupus neonatal bisa juga memengaruhi kesehatan bayi secara permanen, jika terjadi pada tingkat parah.

Dikutip dari Medical News Today, penyumbatan jantung bawaan pada lupus neonatal dapat berkisar dari derajat pertama hingga ketiga. Derajat ketiga yang paling parah.

Penyumbatan jantung bawaan derajat tiga bersifat permanen dan dapat mengancam jiwa.

Dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi ini menyebabkan bayi memiliki kepala besar yang tidak biasa, yang dikenal sebagai makrosefali.

Dalam beberapa kasus ini, bayi mungkin memiliki jumlah cairan tulang belakang yang tidak biasa di rongga otak, sehingga memberi tekanan pada jaringan otak.

Untuk mendiagnosa tanda-tanda lupus neonatal, biasanya dokter akan melakukan penilaian pada kulit, jantung, kondisi hati dan sistem empedu (hepatobilier), hematologi dan neurologis.

Baca juga: Apakah Penyakit Lupus Bisa Disembuhkan? Berikut Faktanya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com