KOMPAS.com - Talasemia merupakan kelainan darah yang diturunkan oleh orang tua kepada anak sehingga jumlah hemoglobin di dalam tubuh di bawah batas normal.
Beberapa penderita tidak memerlukan pengobatan tertentu, khususnya ketika mengalami talasemia ringan.
Sedangkan penderita talasemia sedang dan parah akan mengalami komplikasi, seperti infeksi dan pembesaran limpa, ketika kondisi ini tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang diperlukan.
Untuk lebih jelasnya, ketahui komplikasi talasemia berikut ini.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Talasemia, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Disarikan dari WebMD dan Mayo Clinic, berikut adalah beberapa komplikasi talasemia yang perlu diwaspadai.
Hemoglobin akan membantu sel darah merah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh.
Sel tubuh memerlukan energi dari oksigen yang disalurkan tersebut untuk mendukung pertumbuhan.
Tanpa asupan oksigen tersebut, pertumbuhan pada anak akan melambat, termasuk masa pubertas.
Baca juga: 9 Gejala Talasemia yang Perlu Diwaspadai
Limpa bertugas untuk membantu tubuh melawan infeksi dan menyaring zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh, seperti sel darah yang rusak atau sudah tua.
Talasemia umumnya membuat penderita memiliki kualitas sel darah merah yang buruk atau rusak sehingga memicu limpa untuk bekerja lebih keras daripada biasanya.
Kondisi ini kemudian membuat limpa membesar dan menyebabkan anemia bertambah parah.
Selain itu, pembesaran limpa juga akan membuat sel darah merah yang didapatkan dari transfusi cepat rusak.
Pembesaran limpa juga menurunkan fungsinya untuk memproduksi sel darah putih yang melindungi tubuh dari infeksi. Akibatnya, penderita talasemia lebih rentan sakit.
Melakukan operasi pengangkatan limpa juga akan memberikan dampak buruk pada kesehatan penderita karena tubuh lebih mudah mengalami infeksi, seperti flu dan pneumonia.
Gejala anemia dan penumpukan zat besi di dalam tubuh bisa merusak jantung dan menyebabkan beberapa gangguan, seperti irama jantung yang meningkat, gagal jantung kongestif, dan pembesaran jantung.
Kondisi jantung bisa memburuk tanpa adanya gejala khusus, sehingga penderita perlu melakukan pemeriksaan rutin sebagai tindakan pencegahan.
Baca juga: Perbedaan Talasemia Alfa dan Beta yang Perlu Diketahui
Hati atau liver bertugas untuk menyeimbangkan jumlah zat besi di dalam tubuh. Kelebihan zat besi pada penderita talasemia beta atau karena melakukan transfusi darah bisa merusak hati.
Meskipun jarang terjadi, penderita talasemia juga bisa mengalami hepatitis B dari transfusi darah yang dilakukan sehingga meningkatkan kerusakan hati.
Anemia yang dialami oleh penderita talasemia akan membuat sumsum tulang bekerja lebih keras untuk memproduksi sel darah merah.
Kondisi ini kemudian akan membuat sumsum tulang meregang dan tulang menjadi lebih tipis, lebar, serta lemah. Akibatnya, tulang menjadi lebih rentan untuk mengalami kerusakan.
Struktur tulang juga akan menjadi tidak normal, khususnya pada area wajah dan tengkorak.
Untuk itu, penderita perlu melakukan pemeriksaan dan perawatan yang diperlukan secara teratur untuk mencegah komplikasi talasemia di atas.
Baca juga: Bagaimana Talasemia Diturunkan? Simak Penjelasan Ahli Berikut...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya