LANSIA adalah mereka yang berusia 60 tahun keatas dengan segala gambaran aktifitasnya. Lansia identik dengan masa purna tugas, biasanya dinyatakan dalam batas usia kerja yang ditetapkan.
Dalam jabatan pemerintah pada umumnya usia 58 tahun atau bisa 60 tahun. Untuk jabatan fungsional tertentu seperti guru, dosen, dan konsultan bisa sampai 65 tahun atau mundur 70 tahun.
Lapangan pekerjaan swasta umumnya juga memberi batasan pensiun sekitar 56 tahun. Sedang dalam pekerjaan informal, dapat bekerja seumur hidupnya.
Jumlah lansia terus meningkat sejalan pembangunan dan kesejahteraan. Pada 2016, jumlah lansia Indonesia 22.630.882 jiwa, terus meningkat dan menjadi 31.320.066 jiwa pada 2022.
Kemenkes memproyeksikan penduduk lansia 42 juta jiwa (30,82 persen) pada 2030 dan akan bertambah menjadi 48,2 juta jiwa pada 2035.
Pergeseran ke struktur penduduk tua (population ageing) dinamik dan terus terjadi sejak 2021, yaitu proporsi penduduk lansia menjadi 10,48 persen (2022).
Konsekuensi yang terjadi kemudian adalah perlunya upaya lebih besar dalam pelayanan kesehatan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk menjamin keberlangsungan dan kesejahteraan kelompok lansia dalam masyarakat.
Population ageing merupakan penampilan kemajuan bangsa. Struktur penduduk usia tua terjadi di negara maju dan berkembang. Artinya umur harapan hidup meningkat, morbiditas menurun, dan fertilitas juga menurun.
Indonesia yang makin baik upaya kesehatan, akses pendidikan, lapangan kerja, kualitas hidup, dan berbagai aspek sosial ekonomi telah membuat derajat kesehatan meningkat. Di sinilah Indonesia mesti menangkap bonus demografi yang menguntungkan dari penduduk lansia tersebut.
Profil lansia Indonesia menunjukkan lansia perempuan 51,81 persen dan laki-laki 48,19 persen. Tingkat ketergantungan 16,09, artinya 100 penduduk usia produktif (15-59 tahun) menanggung 16 lansia.
Kemudian juga tercatat sekitar 3 dari 10 rumah tangga terdapat lansia sebagai anggota keluarga, dengan sekitar 56 persen lansia merupakan kepala rumah tangga.
Sejumlah 7,25 persen lansia tinggal sendiri, 20,85 persen lansia tinggal bersama pasangan. Sisanya tinggal bersama keluarga inti dan keluarga tiga generasi.
Lebih 80 persen lansia memiliki keluhan kesehatan dan mayoritas lansia dengan keluhan kesehatan berobat jalan ke puskesmas, dokter praktik dan bidan praktik mandiri sebagai pelayanan dasar pilihannya.
Masalah kesehatan lansia sangat kompleks dalam menjamin kelangsungan hidupnya. Kalau kita masuk ke ruang rawat jalan rumah sakit, dokter praktik maupun puskesmas, dominasi pasien kelompok lansia sangat menonjol.
Hal yang membuktikan bahwa prevalensi penyakit pada lansia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sesuatu yang terjadi karena kerentanan terhadap penyakit meningkat seiring bertambahnya usia.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya