KOMPAS.com - Mengi dapat terjadi pada bayi maupun orang dewasa lanjut usia.
Mengutip Cleveland Clinic, orang dengan asma biasanya mengalami mengi. Mengi juga cukup umum dialami bayi, yang mana diperkirakan 25-30 persen bayi mengalami mengi pada tahun pertama kehidupannya.
Mengi dapat terjadi karena asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya yang menyebabkan tenggorokan mengencang.
Artikel ini akan mengulas tentang apa itu mengi, penyebab, dan tanda-tandanya.
Baca juga: 20 Penyebab Mengi yang Bisa Terjadi
Mengutip Cleveland Clinic, mengi adalah suara melengking seperti siulan yang keluar saat pernapasan tersumbat. Mengi disebut juga sebagai napas berbunyi.
Dalam beberapa kasus mengi hanya dapat didengar dengan stetoskop, tetapi acapkali bisa didengar oleh telinga manusia tanpa bantuan alat.
Suara gangguan pernapasan ini dapat terdengar saat seseorang menarik napas (inhale) maupun mengeluarkan napas (exhale).
Suara ini bisa memiliki nada yang berbeda tergantung pada bagian sistem pernapasan yang tersumbat atau menyempit.
Penyempitan pada sistem pernapasan bagian atas dapat membuat mengi menjadi lebih serak.
Sistem pernapasan yang lebih rendah dapat menyebabkan mengi berbunyi seperti alat musik tiup.
Baca juga: 13 Cara Mengatasi Mengi Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Dikutip dari Cleveland Clinic, mengi biasanya disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan saluran bronkial kecil di dada.
Ini juga dapat disebabkan oleh sumbatan pada saluran udara atau pita suara yang lebih besar.
Penyebab mengi bisa berlangsung jangka panjang (kronis), yang paling umum seperti berikut:
Mengutip Medical News Today, bayi baru lahir yang mengalami hidung tersumbat atau berada dalam posisi yang salah, juga dapat mengeluarkan suara mengi.
Mengi pada anak-anak sering terjadi. Sekitar 1 dari 3 anak mengalami gangguan pernapasan ini, setidaknya satu episode akut sebelum usia 3 tahun.