Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Obat Antibiotik pada Anak Harus Diwaspadai Orangtua

Kompas.com - 10/06/2023, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Obat antibiotik umumnya aman diberikan pada anak sakit, tetapi ada juga potensi efek sampingnya.

Mengutip What to Expect, obat antibiotik efektif untuk mengatasi infeksi bakteri pada anak, seperti infeksi telinga dan sinusitis bakteri.

Baca juga: Kenali Obat Antibiotik, Kegunaan, Jenis, dan Efek Sampingnya

Namun sama seperti kebanyakan obat, antibiotik memiliki efek samping potensial.

Sebanyak satu dari 10 anak memiliki efek samping dari minum antibiotik.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas macam kemungkinan efek samping yang timbul pada anak dari mengkonsumsi obat antibiotik.

Baca juga: 5 Kegunaan Obat Antibiotik dalam Melawan Infeksi Bakteri

Apa saja efek samping obat antibiotik pada anak?

Mengutip Verywell Health, berikut macam efek samping obat antibiotik yang mungkin terjadi:

  • Diare

Diare adalah efek samping yang umum terjadi pada anak-anak setelah minum obat antibiotik.

Sebagian anak akan mengalami diare, baik saat masih mengkonsumsi antibiotik atau hingga 8 minggu setelah selesai menghambiskannya.

Beberapa obat antibiotik yang lebih mungkin menyebabkan diare pada anak-anak, meliputi sefalosporin, klindamisin, dan beberapa jenis penisilin.

  • Reaksi alergi

Efek samping obat antibiotik pada anak dapat berupa reaksi alergi yang seketika atau tertunda, mungkin sampai berminggu-minggu.

Reaksi alergi tersebut biasanya muncul dalam bentuk ruam yang kasar atau halus dan berwarna merah.

Ruam mungkin gatal dan bisa bertahan selama berminggu-minggu. Jika anak Anda mengalami ruam, segera hubungi dokter anak Anda.

Baca juga: 8 Jenis Obat Antibiotik dan Kegunaannya

  • Infeksi jamur

Antibiotik membunuh bakteri baik dan jahat di dalam tubuh anak. Itu menyebabkan jamur lebih mudah tumbuh.

Infeksi jamur biasa berkembang di mulut (yang dikenal sebagai sariawan), alat kelamin, atau dasar kuku.

  • Gigi bernoda

Obat antibiotik tetrasiklin yang dikonsumsi anak-anak usia di bawah 8 tahun acap kali menyebabkan efek samping gigi bernoda.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan doksisiklin (golongan tetrasiklin yang umum digunakan) jangka pendek, tidak menyebabkan pewarnaan gigi pada anak-anak dalam rentang usia ini.

Satu studi melaporkan bahwa balita usia 20-24 bulan yang mengkonsumsi Amoxil (jenis antibiotik lain) memiliki peningkatan risiko gigi bernoda di kemudian hari.

  • Demam

Efek samping ringan lainnya dari obat antibiotik pada anak, termasuk demam. Ini sering diabaikan.

Beberapa obat antibiotik yang biasa menyebabkan demam pada anak, seperti sefalosporin dan penisilin.

Demam biasanya dimulai setelah seminggu penuh minum obat, tapi bisa hilang segera setelah anak selesai minum antibiotik.

Baca juga: 8 Macam Efek Samping Obat Antibiotik yang Perlu Diketahui

Apa Efek Samping Antibiotik yang Parah pada Anak?

Efek samping obat antibiotik yang parah pada anak dapat meliputi:

  • Anafilaksis: ini adalah reaksi alergi mengancam jiwa yang menimbulkan gejala, seperti pembengkakan, kesulitan bernapas, dan penurunan tekanan darah.
  • Sindrom Stevens-Johnson: ini adalah reaksi hipersensitivitas yang parah. Anak-anak dapat mengalami gejala, seperti flu, luka yang menyakitkan, pembengkakan pada wajah, dan kepekaan terhadap cahaya.
  • Nekrolisis epidermal toksik: ini adalah sindrom Stevens-Johnson versi parah yang mungkin menimbulkan gejala, seperti kulit melepuh dan mengelupas berlebihan.
  • Nyeri otot: anak-anak yang minum obat antibiotik mungkin merasakan sakit dan nyeri otot secara umum.
  • Infeksi clostridium difficile: bakteri spesifik ini umum terjadi pada anak-anak yang baru saja minum antibiotik dan dapat menyebabkan diare.
  • Red man syndrome: reaksi ini dapat terjadi pada anak-anak yang menggunakan antibiotik vankomisin. Gejala mungkin termasuk kulit gatal, ruam, demam, nyeri dada, dan kesulitan bernapas.
  • Ototoksisitas: beberapa antibiotik dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau permanen.
  • Esofagitis: kerongkongan anak, saluran yang menghubungkan tenggorokan ke perut, dapat teriritasi oleh pil antibiotik dan menyebabkan rasa sakit dan kesulitan menelan.
  • Fotosensitifitas: banyak antibiotik, seperti doksisiklin, dapat membuat anak lebih sensitif terhadap sinar matahari.
  • Lupus yang diinduksi obat: anak-anak dapat mengembangkan gejala lupus eritematosus sistemik (SLE) saat minum obat tertentu, seperti antibiotik minocycline.

Baca juga: Bolehkah Obat Antibiotik Tidak Dihabiskan?

Anda sebagai orangtua perlu segera memberi tahu dokter, jika anak Anda mengalami efek samping seperti di atas.

Efek samping obat antibiotik pada anak bisa berkembang menjadi serius, jika dibiarkan saja.

Untuk mencegah efek samping obat antibiotik, tidak menggunakan obat ini pada anak secara sembarangan.

Berikanlah obat antibiotik pada anak sesuai resep dokter, hanya jika memang dibutuhkan.

Memberikan antibiotik saat tidak dibutuhkan dapat membuat anak Anda berisiko mengalami efek samping obat dan mendorong resistensi antibiotik.

Baca juga: Apakah Aman Minum Antibiotik Saat Menyusui?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau