KOMPAS.com - Walau diproduksi dalam jumlah sedikit, tetapi hormon memiliki peran yang penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh.
Gangguan hormon pada wanita merujuk pada ketidakseimbangan atau gangguan dalam produksi, regulasi, atau fungsi hormonal dalam tubuh.
Hormon-hormon itu termasuk estrogen, progesteron, testosteron, prolaktin, tiroid, kortisol, dan hormon-hormon lain yang mengatur berbagai fungsi tubuh.
"Gangguan hormon pada perempuan sangat terkait dengan gangguan haid dan kesuburan," kata Dr.dr.R Muharam Natadisastra Sp.OG, dalam acara temu media di Jakarta (12/6/2023).
Ia menjelaskan, gangguan hormon reproduksi akan menyebabkan produksi sel telur atau sel telur tidak bisa matang, sehingga mengganggu siklus haid yang akhirnya menyebabkan susah hamil.
Baca juga: 4 Efek PCOS pada Kesuburan Wanita
Berbagai gangguan hormon yang biasanya dialami wanita antara lain PCOS (sindrom polikistik ovarium), hipotiroid, produksi hormon prolaktin yang tinggi, hingga endometriosis (timbul jaringan di luar rahim).
"Selain gangguan haid, gangguan hormon juga mengganggu perkembangan seksual, gangguan kesehatan tulang, gangguan mood dan emosi, serta menopause dini," papar dokter dari RS Pondok Indah Jakarta ini.
Dijelaskan oleh dokter Muharam, setidaknya ada beberapa gejala utama gangguan hormon yang perlu dikenali.
"Waspadai gangguan menstruasi yang siklusnya bisa memanjang atau lebih pendek, bahkan tidak haid sama sekali. Gangguan haid ini bisa terjadi selama beberapa bulan," paparnya.
Gejala lain adalah perubahan berat badan yang tidak dipengaruhi pola makan, perubahan pada kulit menjadi berminyak dan berjerawat, rambut rontok, susah tidur, perubahan mood, dan menurunnya gairah seksual.
Baca juga: 3 Risiko Kesehatan Efek Berhubungan Seks saat Menstruasi
Selain mengenali gejala, untuk memastikan ada tidaknya gangguan hormon perlu dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Produksi hormon memang diatur oleh otak, namun gaya hidup tidak sehat ternyata ikut berpengaruh pada keseimbangannya.
"Gaya hidup kurang bergerak, kegemukan, stres, atau penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan gangguan hormonal," kata dokter Muharam.
Penanganan gangguan hormonal oleh dokter bersifat holistik, tidak hanya bergantung pada obat-obatan tetapi juga perubahan gaya hidup.
"Pada kasus PCOS seringkali penurunan berat badan sudah efektif untuk membuat siklus haid kembali normal,"ujarnya.
Baca juga: 4 Hal Ini Menjadi Penyebab Infertilitas Pada Wanita
Sementara itu, pemberian obat bisa ditujukan untuk menyeimbangkan atau mengganti hormon yang kurang.
"Bentuknya bisa berupa pemberian terapi sulih hormon atau pun pil KB. Berbeda-beda tergantung pasien karena sekarang ini yang dianut adalah precision medicine yang disesuaikan dengan penyebab dan kondisi pasien," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.