Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2023, 08:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Sebagian besar orangtua tentunya antusias dalam mengamati perkembangan dan pertumbuhan anaknya.

Tinggi badan si kecil menjadi hal yang tak pernah luput dari perhatian ayah dan bunda.

Hal itu mengingat kenaikan tinggi badan merupakan tolak ukur pertumbuhan serta perkembangan anak.

Baca juga: Mitos Semua Anak Pendek Stunting, Ini Faktanya...

Pertambahan tinggi badan dapat menunjukkan apakah si kecil tumbuh secara optimal atau justru mengalami stunting.

Artikel ini akan membahas mengenai apa itu stunting, penyebab, dan ciri-cirinya yang perlu diketahui orangtua.

Apa itu stunting?

Menurut WHO, stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi bada anak jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya atau kurang dari 2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO.

Tidak semua balita yang memiliki tubuh pendek dapat dikatakan stunting. Namun, ciri utama anak stunting yaitu bertubuh pendek atau kerdil.

Stunting dapat menyebabkan kerusakan fisik dan mental pada anak yang tidak dapat disembuhkan.

Kondisi ini membuat si kecil kekurangan kemampuan mental, kesulitan dalam belajar, hingga obesitas di masa depan.

Kebiasaan atau lalai dalam mengukur tinggi badan si kecil menyebabkan kejadian stunting terkadang tidak terdeteksi atau disadari.

Karena itu, orangtua perlu memantau tinggi atau panjang badannya si kecil sejak lahir.

Baca juga: 4 Upaya untuk Mendukung Penurunan Prevalensi Stunting di Indonesia

Penyebab stunting

Disarikan dari Practo dan Oladoc, ada sekitar 6 penyebaab utama seorang anak mengalami stunting yaitu:

  • Nutrisi yang buruk selama kehamilan
  • Kekurangan nutrisi di masa pertumbuhan
  • Infeksi kronis atau berulang
  • Kekurangan hormon pertumbuhan
  • Refluks asam lambung
  • Hipotiroidisme

Untuk lebih memahami apa saja penyebab stunting, simak penjelasan berikut.

  • Nutrisi yang buruk selama kehamilan

Saat hamil, wanita disarankan untuk mengonsumsi makanan adekuat dengan porsi yang pas untuk menjaga kondisi kesehatannya dan perkembangan janin.

Namun, tidak semua wanita dapat mengakses makanan bernutrisi selama mengandung. Hal ini lantas membuat perkembangan bayi kurang gizi.

Selain itu, masalah kesehatan seperti anemia yang diderita ibu hamil dan kekurangan berat badan juga bisa memengaruhi pertumbuhan si kecil.

Baca juga: 1 Telur Per Hari: Cara Mudah dan Murah Mengatasi Stunting menurut Ahli

  • Kekurangan nutrisi di masa pertumbuhan

WHO juga menjelaskan bahwa penyebab utama stunting adalah malnutrisi atau asupan nutrisi yang tidak adekuat.

Padahal, pertumbuhan anak sangat bergantung pada pola makan dan menu yang disediakan orangtua.

Jika si kecil tidak mendapatkan nutrisi yang tepat, ia akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, tak peduli seberapa banyak porsi makanan yang masuk ke dalam mulut.

Bayi berusia 0-6 bulan bisa mengalami gagal tumbuh karena pasokan air susu ibu atau ASI yang tidak memadai atau penggunaan susu formula yang tidak tepat.

Saat MPASI, seorang anak membutuhkan makanan mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan mineral demi mendapatkan nutrisi seimbang untuk pertumbuhannya.

  • Infeksi kronis atau berulang

Infeksi berulang atau kronis yang dialami si kecil dalam 1000 hari pertama kehidupan atau 3 tahun awal juga dapat menyebabkan gagal tumbuh.

Kekebalan tubuh yang lemah dan sering sakit menyebabkan anak stunting karena nutrisi dari makanan digunakan untuk melawan infeksi atau penykit yang diderita anak.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Stunting? Simak Penjelasan Ahli Berikut…

  • Kekurangan hormon pertumbuhan

Hormon Pertumbuhan atau Human Growth Hormone (HGH) berperan penting dalam pertumbuhan, komposisi tubuh, perbaikan sel, dan metabolisme anak.

Dalam keadaan normal, GH mendorong pertumbuhan jaringan tubuh.

Jika seorang anak kekurangan Human Growth Hormone, ia berisiko gagal tumbuh.

  • Refluks asam lambung

Refluks asam lambung mengakibatkan seorang anak muntah dalam jumlah banyak, tak peduli pada makanan atau minuman yang mereka santap.

Sering muntah membuat si kecil kekurangan nutrisi, meski mendapat diet seimbang.

  • Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid tidak normal atau kurang aktif.

Padahal, kelenjar tiroid bertanggung jawab dala melepaskan hormon yang mendorong pertumbuhan normal.

Tiroid yang kurang aktif dapat menjadi penyebab keterlambatan pertumbuhan pada anak Anda.

Setelah mengetahui penyebab stunting pada anak, para orangtua bisa lebih awas dan mencukupi nutrisi sejak dalam kandungan.

Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Tak Langsung Penyebab Stunting

Ciri-ciri stunting

Tubuh pendek atau berada di bawah kisaran normal anak-anak seusianya pada 2 kali pemeriksaan beruntun merupakan ciri-ciri anak stunting.

Selain panjang atau tinggi badan, ada beberapa gejala stunting yang sebaiknya diketahui oleh ayah dan bunda, yaitu:

  • Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya.
  • Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda atau kecil.
  • Anak susah fokus dan mengalami gangguan dalam belajar.
  • Daya tahan tubuh lemah dan mudah terserang penyakit.

Stunting masih menjadi momok yang membuat sebagian besar orangtua merasa khawatir.

Dengan mengetahui apa itu stunting, penyebab, hingga ciri-cirinya, orangtua dapat lebih awas dalam memantau tumbuh kembang si kecil.

Rutin mengajak anak ke posyandu untuk mengukur tinggi dan berat badan disertai konsultasi dengan dokter spesialis merupakan hal penting yang sebaiknya dilakukan ayah dan bunda demi pertumbuhan si kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com