KOMPAS.com - Bagi orang dewasa, makanan pedas memang sangat menggiurkan dan bisa membangkitkan selera makan.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti sakit perut, asam lambung naik, atau diare.
Beberapa orang yang memiliki pencernaan sensitif juga bisa mengalami masalah kesehatan saat mengonsumsi makanan pedas. Namun, bisakah balita mengonsumsi makanan pedas?
Saat balita mulai mengenal makanan padat, mungkin beberapa orangtua tertarik untuk mengenalkan berbagai jenis makanan, termasuk makanan pedas.
Ahli diet anak Marilyn Tanner Blasier menyarankan para orangtua agar tidak memberikan anak makanan dengan bumbu yang terlalu kuat, termasuk rasa pedas yang berlebihan.
Sebab, reseptor rasa di lidah dan usus anak masih terlalu sensitif. Reseptor lidah ini bisa mengerimkan sinyal rasa sakit ke otak saat anak mengonsumsi makanan pedas.
Hal ini juga bisa menimbulkan nyeri di ulu hati dan berbagai masalah pencernaan.
Baca juga: Bisakah Anak-anak Mengalami Kolesterol Tinggi? Berikut Faktanya...
Ketika Anda ingin memperkenalkan rasa makanan pada anak, sebaiknya gunakan bumbu yang ringan.
Anda bisa memulainya dengan rempah-rempah ringan seperti kayu manis dan pala.
Setelah anak mulai mengembangkan toleransi terhadap sensasi panas, Anda bisa mulai memperkenalkan makanan pedas.
Hal ini bisa Anda lakukan saat anak berusia minimal satu tahun. Saat memperkenalkan rasa makanan baru, termasuk makanan pedas, sebaiknya Anda juga memperhatikan bagaimana reaksi anak terhadap makanan tersebut.
Ketika anak lebih sensitif, sebaiknya tetap berikan Si Kecil makanan dengan bumbu yang lebih ringan.
Meski jarang terjadi, makanan pedas bisa mengiritasi sistem pencernaan dan menyebabkan gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung kronis.
Jika anak Anda menderita GERD, Anda mungkin perlu menghindari makanan pedas secara bersamaan.
Beberapa anak bisa saja mengalami intoleransi atau alergi terhadap makanan pedas. Hal ini bisa menyebabkan mereka mengalami beberapa gejala, seperti ruam kulit gatal, bengkak, bersin, mual, muntah, diare, dan kulit pucat.
Jika alergi sangat parah, anak juga bisa mengalami reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa.
Karena itu, orangtua perlu berhati-hati setiap memberikan makanan baru untuk anak-anak.
Baca juga: Haruskah Anak-anak Minum Susu? Berikut Faktanya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.