Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2023, 08:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

 

KOMPAS.com - ASI bening atau encer kerap membuat para ibu khawatir. Padahal, ini merupakan kondisi yang normal.

Dilansir dari Verywell Health, air susu ibu (ASI) memang terbagi menjadi dua bagian yang ditandai dengan warna dan tekstur yang berbeda.

Baca juga: Ketahui Manfaat ASI dan Cara Menyusui yang Tepat

ASI bening dan encer disebut dengan foremilk yang keluar pada sesi awal menyusui. Sementara, ASI berwarna putih dan kental disebut dengan hindmilk yang keluar pada akhir menyusui.

Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut kenapa ASI bening dan cenderung encer.

Kenapa ASI bening?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI bervariasi dari awal hingga akhir menyusui, sehingga ada ASI yang bening dan encer serta putih dan kental.

ASI bening atau foremilk merupakan cairan susu yang keluar dari payudara ibu pada awal menyusui.

ASI tersebut memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga warnanya bening dan memiliki tekstur lebih encer.

Meski lemaknya sedikit dan nutrisinya sering diragukan, ASI bening atau foremilk ternyata penting untuk si kecil.

Hal itu karena ASI bening mengandung banyak laktosa dan protein yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan si buah hati.

Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI yang bisa nantinya dijadikan sumber energi pada bayi.

Sementara, protein yang terkandung pada ASI encer memiliki kandungan asam amino lengkap yang membantu meningkatkan perkembangan otak bayi Anda.

Baca juga: 8 Cara agar ASI Banyak, Ibu Menyusui Perlu Tahu

Persediaan ASI bening bisa mengalami peningkatan apabila jeda menyusui terlalu lama. Nah, hal ini yang perlu dihindari oleh para ibu.

Pasalnya, meski memiliki kandungan nutrisi, ASI bening yang terlalu banyak bisa membuat si kecil mengalami beberapa masalah pencernaan.

Bayi yang terlalu banyak minum ASI bening cenderung cepat kenyang tetapi mudah lapar karena kandungan gula pada foremilk.

Selain itu, bayi dapat mengalami sakit perut, kembung refluks asam lambung, gumoh, dan muntah, yang pada akhirnya membuat mereka menolak saat diberi susu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau