Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama ASI Bertahan di Freezer? Simak Penjelasan Berikut...

Kompas.com - 31/07/2023, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Mayo Clinic,

 

KOMPAS.com - Lemari pembeku atau freezer merupakan salah satu alat yang digunakan ibu menyusui untuk menyimpan ASI perah. Namun, tahukah Anda berapa lama ASI bertahan di freezer?

Seperti diketahui, beberapa ibu menyusui mungkin merasa tak nyaman ketika payudaranya masih terasa penuh, bahkan setelah bayi selesai menyusu.

Baca juga: Ketahui Manfaat ASI dan Cara Menyusui yang Tepat

Selain menyebabkan ketidaknyamanan atau nyeri, payudara yang penuh juga dapat memicu demam, saluran susu tersumbat hingga mastitis.

Pasokan air susu ibu yang deras atau lebih banyak dari yang dibutuhkan bayi lantas membuat para ibu memompa ASI-nya.

ASI perah kemudian dapat disimpan di suhu ruangan, cooler bag, chiller, hingga freezer.

Berapa lama ASI bertahan di freezer?

Air susu ibu dapat dibekukan di dalam freezer juga bisa dijadikan persediaan untuk bayi saat ibu mulai bekerja, menjalani perawatan terpisah, atau kondisi lainnya.

Dilansir dari Buku Khusus Ibu dan Anak (KIA), penyimpanan ASI perah di freezer bisa bertahan selama dua minggu sampai 4 bulan, tergantung pada jenis kulkas yang ada di rumah.

Pada lemari es atau kulkas satu pintu, dengan suhu -18 hingga 0 derajat celsius, ASI bisa bertahan sampai dua minggu.

Sementara itu, ASI yang dibekukan pada freezer kulkas dua pintu cenderung lebih awet.

Freezer kulkas dua pintu yang bersuhu -20 hingga -18 derajat celsius dapat digunakan untuk menyimpan ASI perah hingga 3-4 bulan.

Perlu diingat, botol atau kantong ASI sebaiknya disimpan di bagian belakang freezer atau yang paling jauh dari pintu lemari pendingin.

Pasalnya, bagian paling dalam memiliki suhu yang paling konsisten, sehingga ASI lebih awet.

Baca juga: 8 Cara agar ASI Banyak, Ibu Menyusui Perlu Tahu

 

Bagaimana cara mencairkan ASI beku?

Untuk mencairkan ASI beku dari freezer, para ibu sebaiknya memilih kantong atau botol yang paling lama (first in first out).

Kemudian, ASI beku diletakkan terlebih dahulu di kulkas bagian bawah atau chiller hingga mencair.

Setelah susu mencair, ibu atau ayah dapat memindahkan kantong atau botol ASI ke suhu ruang. Kemudian, Anda bisa menghangatkan ASI dengan merendam wadah di dalam mangkok berisi air hangat.

Dilansir dari Mayo Clinic, Anda juga dapat meletakkan botol atau kantong ASI di bawah air hangat yang mengalir.

Hindari mengeluarkan ASI beku di dalam microwave atau merebus di air panas karena dapat merusak nutrisi yang terkandung pada susu.

Baca juga: Kenapa ASI Bening? Simak Penjelasan Berikut...

Tips memerah ASI

Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu, yaitu:

Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun menyimpannya.

Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA).

Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Hindari mengisi botol atau kantong ASI terlalu penuh karena volume susu akan meningkat saat beku.

Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan tanggal ASI diperah.

Jika ingin menyimpan ASI di kulkas atau freezer, letakkan pada bagian paling dalam untuk mencegah penurunan suhu saat lemari es dibuka.

Cara memberikan air susu ibu yang paling tepat yaitu dengan menyusui langsung atau direct breastfeeding.

Akan tetapi, ASI juga dapat dipompa dan disimpan demi memberikan nutrisi terbaik untuk si kecil.

Terutama pada ibu menyusui yang bekerja atau kondisi tertentu seperti puting lecet atau bayi tidak mau menyusu langsung dari payudara.

Karena itu, penting untuk mengetahui berapa lama ASI bertahan di freezer, cara mencairkan ASI beku, hingga langkah tepat untuk memerah ASI.

Ibu menyusui yang memiliki keluhan seperti ASI tidak keluar saat dipompa perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli laktasi.

Baca juga: Berapa Lama ASI Bertahan Setelah Dipompa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com