Imunisasi yang masuk dalam program imunisasi nasional ini diberikan secara gratis sebanyak 3 dosis dengan interval 4 pekan antardosis.
Baca juga: 4 Bahaya Diare Rotavirus pada Anak yang Bisa Berdampak Fatal
Jika pemberian imunisasi RV terlewat dari jadwal yang seharusnya, dapat dilengkapi paling lambat sebelum anak usia 6 bulan, jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendaliian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu.
Berdasarkan WHO Position Paper tahun 2021, WHO merekomendasikan untuk melakukan pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada bayi ke dalam program imunisasi nasional pada semua negara, terutama di negara-negara dengan tingkat kematian terkait Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.
Data global sampai April 2020 menunjukkan terdapat 107 negara telah memasukkan RV ke dalam National Immunization Program (NIP) dengan cakupan 39 persen dan masih sekitar 77 juta anak di dunia (41%) belum mendapatkan imunisasi RV.
Baca juga: Infeksi Rotavirus
Maxi mengatakan, imunisasi RV realtif aman dan efektif bagi penerima manfaat.
"Secara umum, vaksin tidak menimbulkan reaksi serius sesudah pemberian imunisasi," kata Maxi seperti yang dikutip dari Antara.
Mungkin efek samping imunisasi RV yang umum terjadi sebagai respons imun terhadap vaksin, seperti:
Dikutip dari CDC, ada juga risiko kecil intususepsi dari imunisasi rotavirus, biasanya dalam seminggu setelah dosis pertama atau kedua diberikan.
Intususepsi adalah kondisi usus yang terlipat dan menyusup ke dalam bagian usus lainnya.
Tapi perlu diketahui, efek samping parah sangat kecil kemungkinannya, dan manfaat imunisasi rotavirus lebih besar dibandingkan risikonya.
Baca juga: Rotavirus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.