Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Imunisasi Rotavirus, Kegunaan, dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 14/08/2023, 16:01 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara,CDC,

KOMPAS.com - Pemerintah menggalakkan imunisasi rotavirus sebagai jenis antigen baru dalam program imunisasi nasional sejak 2022.

Merujuk Kementerian Kesehatan RI, imunisasi rotavirus digunakan untuk mengatasi masalah diare yang umum dialami oleh anak-anak Indonesia.

Diare dikhawatirkan karena kondisi ini dapat meyebabkan anak stunting dengan menghambat penyerapan zat mikro yang dibutuhkan untuk tumbuh.

Baca juga: Rotavirus: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 menunjukkan prevalensi diare pada balita 9,8 persen (Balitbangkes, 2021).

Data Profil Kesehatan Indonesia 2020 menyatakan bahwa diare menjadi penyumbang kematian nomor dua setelah pneumonia.

Sebanyak 9,8 persen kematian karena diare terjadi pada kelompok anak usia 29 hari sampai 11 bulan. Sementara, sebesar 4,55 persen kematian karena diare terjadi pada kelompok anak balita usia 12-59 bulan.

Baca juga: Rotavirus Penyebab Diare pada Anak, Kenali Gejala sampai Pencegahannya

Berdasarkan data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN),
Rotavirus sebagai penyebab utama diare cair akut pada balita diare yang dirawat
inap.

  • Pada 2001-2008 persentasenya sebesar 58 persen
  • Pada 2009-2011 persentasenya sebesar 52 persen
  • Pada 2012-2016 persentasenya sebesar 45 persen

Dari data rawat jalan di 3 rumah sakit (RSHS, RS Sardjito, RS Mataram) tahun 2006 ditemukan Rotavirus 41 persen (Soenarto et al, 2017).

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang imuniasi rotavirus, kegunaan, dan efek samping yang mungkin terjadi.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Diare Rotavirus pada Bayi

Apa itu imunisasi rotavirus?

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), imunisasi rotavirus adalah pemberian vaksin rotavirus untuk menangkal serangan virus yang memicu diare parah dan berair pada bayi dan anak kecil.

Selain diare parah, bayi dengan rotavirus juga kerap mengalami muntah dan demam.

Anak-anak yang terinfeksi rotavirus bisa mengalami dehidrasi dan perlu dirawat di rumah sakit, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian.

Sehingga, imunisasi Rotavirus (RV) menjadi sangat penting untuk mencegah infeksi dan dampaknya bagi kesehatan anak-anak.

Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Bayi Diare yang Perlu Diketahui Orangtua

Imunisasi Rotavirus untuk usia berapa?

Imunisasi Rotavirus bisa mulai diberikan pada anak dengan usia minimal 2 bulan, dan dosis terakhir diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari (sebelum 7 bulan). 

Mengutip Antara pada Senin (14/8/2023), vaksin Rotavirus diberikan secara oral sebanyak 0,5 ml atau setara 5 kali tetes per dosis.

Imunisasi yang masuk dalam program imunisasi nasional ini diberikan secara gratis sebanyak 3 dosis dengan interval 4 pekan antardosis.

Baca juga: 4 Bahaya Diare Rotavirus pada Anak yang Bisa Berdampak Fatal

Jika pemberian imunisasi RV terlewat dari jadwal yang seharusnya, dapat dilengkapi paling lambat sebelum anak usia 6 bulan, jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendaliian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu.

Berdasarkan WHO Position Paper tahun 2021, WHO merekomendasikan untuk melakukan pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada bayi ke dalam program imunisasi nasional pada semua negara, terutama di negara-negara dengan tingkat kematian terkait Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.

Data global sampai April 2020 menunjukkan terdapat 107 negara telah memasukkan RV ke dalam National Immunization Program (NIP) dengan cakupan 39 persen dan masih sekitar 77 juta anak di dunia (41%) belum mendapatkan imunisasi RV.

Baca juga: Infeksi Rotavirus

Apakah ada efek samping imunisasi Rotavirus?

Maxi mengatakan, imunisasi RV realtif aman dan efektif bagi penerima manfaat.

"Secara umum, vaksin tidak menimbulkan reaksi serius sesudah pemberian imunisasi," kata Maxi seperti yang dikutip dari Antara.

Mungkin efek samping imunisasi RV yang umum terjadi sebagai respons imun terhadap vaksin, seperti:

  • Demam
  • Muntah
  • Diare
  • Rewel

Dikutip dari CDC, ada juga risiko kecil intususepsi dari imunisasi rotavirus, biasanya dalam seminggu setelah dosis pertama atau kedua diberikan.

Intususepsi adalah kondisi usus yang terlipat dan menyusup ke dalam bagian usus lainnya.

Tapi perlu diketahui, efek samping parah sangat kecil kemungkinannya, dan manfaat imunisasi rotavirus lebih besar dibandingkan risikonya. 

Baca juga: Rotavirus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau