Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Akan Jadi Penerima Dampak Polusi Udara Paling Buruk

Kompas.com - 24/08/2023, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Dampak polusi udara yang berukuran mikro sangat mungkin menyebabkan kerusakan saluran pernapasan hingga kematian pada anak-anak.

Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, SpA(K) mengatakan bahwa polusi udara memberikan dampak buruk, baik jangka pendek maupun panjang, bagi semua orang, terutama anak-anak.

Baca juga: Apakah Polusi Udara Menjadi Penyebab ISPA?

"Pada anak, dampaknya lebih berat dibanding orang dewasa, karena saluran napasnya yang rusak irreversible (tidak bisa diperbaiki hingga dewasa). Pada akhirnya, kita akan lost generation," kata Prof Bambang dalam Webinar yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kamis (24/8/2023).

Prof Bambang menjelaskan bahwa polusi udara sangat berbahaya karena ukurannya yang sangat kecil dapat menembus alveolus tubuh manusia.

Alveolus adalah tempat di paru-paru di mana terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang dibawa oleh darah
selama proses manusia menghirup dan menghembuskan napas.

Baca juga: Polusi Udara Sebabkan Kanker Paru-paru

Ukuran partikel polusi udara yang membahayakan

Dokter Anak Konsultan Respirologi ini menyebutkan, ukuran partikel polusi udara bervariasi.

Ada yang berukuran 10 mikrometer (µm) atau PM 10 ke atas dan ada juga yang berukuran PM 2,5 ke bawah.

Partikel polusi berukuran PM 10 tidak bisa masuk dalam saluran pernapasan dalam, hanya berhenti di hidung dan menjadi kotoran.

"Biasanya yang masuk ke saluran napas itu yang ukuran di bawah 10 mikrometer," ujaranya.

Ketika partikel udara kotor masuk ke saluran pernapasan atas, terjadilah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atas.

Baca juga: Apakah Penyakit ISPA Menular? Ini Penjelasannya...

Saluran pernapasan atas meliputi hidung, tenggorokan, faring, laring, dan bronkus.

"Yang paling bahaya kalau ukurannya 2,5 mikrometer ke bawah. Itu akan menembus ujungnya dari saluran napas, yaitu alveolus. Inilah yang menyebabkan berbagai macam kerusakan organ dalam," terangnya.

Saat itu terjadi, anak akan mengalami ISPA bawah, yang memengaruhi laring, trakea, bronkus, dan alveoli yang berada dalam paru-paru.

Partikel udara kotor PM 2,5 yang masuk ke aliran darah tidak hanya bisa mengganggu saluran pernapasan, tetapi juga organ dalam lainnya yang dilalui oleh darah.

"Kalau pada dewasa saja (dampak polusi udara) sudah berat, pada anak lebih berat lagi. Bahkan, ketika ibunya hamil dan menghirup udara yang kotor, maka si bayinya pun bisa terkena dampak," ungkapnya.

Baca juga: 6 Cara Mencegah ISPA yang Perlu Diketahui

Dampak polusi udara pada anak sejak dalam kandungan

Prof Bambang mengatakan bahwa ketika ibu hamil terpapar polusi udara, bayi dalam kandungan dapat mengalami IUGR.

IUGR atau intrauterine growth restriction adalah kondisi yang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.

Ciri-ciri anak dengan IUGR adalah tubuhnya kecil dan kurus, tidak bertumbuh secara normal.

"Bisa dia lahir prematur dan masuk NICU, dikasih oksigen," ucapnya.

"Kalau (alat bantu) oksigennya diberi sampai 28 hari berturut-turut, dia bisa mengalami bronchopulmonary dysplasia," terangnya.

Baca juga: Selain ISPA, Kualitas Udara Buruk Bisa Jadi Penyebab Serangan Jantung

Bronchopulmonary dysplasia adalah cedera paru serius pada bayi yang biasanya lahir prematur dan mendapatkan penggunaan alat bantu pernapasan dalam waktu lama.

Kondisi tersebut merupakan kerusakan paru-paru permanen dan tidak bisa dipulihkan (irreversible).

"Seiring bertambahnya usia, paru-parunya bisa semakin rusak," ungkapnya.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018, diperkirakan ada 600.000 anak meninggal dunia pada 2016 karena ISPA bawah yang disebabkan oleh paparan udara yang tercemar.

Setiap hari sekitar 93 persen anak-anak di bawah usia 15 tahun di dunia (1,8 miliar anak) menghirup udara yang sangat tercemar, sehingga membahayakan kesehatan dan perkembangan mereka.

Baca juga: Macam Kondisi Medis Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Kronis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau