KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa polusi udara juga bisa berdampak buruk pada sistem reproduksi?
Selama ini kita mungkin berpikir bahwa polusi udara hanya berdampak buruk pada sistem pernapasan.
Namun, fertilitas atau kesuburan kita juga bisa memburuk akibat polusi udara.
Udara yang sudah tercemar polutan umumnya mengandung senyawa beracun, seperti berikut:
Gas tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna bensin atau solar
Gas tajam dan korosif yang dihasilkan oleh aktivitas industri.
Sekelompok gas yang terbentuk dari pembakaran bensin pada suhu tinggi di kendaraan, pembangkit listrik, dan pabrik.
Partikel padat atau cair kecil yang tersuspensi di udara. Biasanya terdiri dari zat seperti debu, asap, dan bahan kimia.
Baca juga: Luka Diabetes dan Polusi Udara
Polusi udara bisa meningkatkan risiko infertilitas.
Sebuah penelitian terhadap 18.000 pasangan di Tiongkok menemukan bahwa mereka yang hidup dengan tingkat polutan yang tinggi memiliki risiko infertilitas 20 persen lebih besar.
Studi lain terhadap 600 wanita yang mengunjungi klinik infertilitas di AS menemukan bahwa peningkatan paparan polusi udara memicu penurunan jumlah sel telur yang matang di ovarium.
Polusi udara juga dapat mengganggu kualitas air mani karena mengurangi morfologi, konsentrasi, motilitas, dan integritas DNA sperma.
Selain itu, polusi udara juga bisa menyebabkan komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Ibu hamil memiliki peningkatan risiko keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan lahir mati.
Polusi udara juga dapat mempengaruhi perkembangan dan kesehatan janin dan bayi baru lahir.